REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Badan legislatif Liga Arab, Parlemen Arab mengutuk serangan udara Israel ke Jalur Gaza. Serangan itu menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang anak berusia lima tahun, serta melukai 55 lainnya.
Parlemen Arab menilai, serangan Israel menargetkan warga sipil tak berdaya. “(Serangan Israel) penentangan mencolok terhadap hukum internasional dan pelanggaran Piagam PBB, konvensi, perjanjian, dan prinsip-prinsip internasional, serta pelanggaran terhadap semua resolusi legitimasi internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia,” kata Parlemen Arab dalam sebuah pernyataan, Sabtu (6/8/2022).
Parlemen Arab meminta masyarakat internasional segera turun tangan untuk menghentikan eskalasi serta agresi lebih lanjut terhadap rakyat Palestina, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak. Pada Jumat (5/8/2022) lalu, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Mereka membidik markas atau situs kelompok Jihad Islam. Komandan Jihad Islam, Tayseer al-Jaabari, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Israel pun mengklaim berhasil membunuh 15 “teroris” lainnya.
“Israel melakukan operasi kontra-teror yang tepat terhadap ancaman langsung,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Israel.
Lapid menegaskan, Israel akan melakukan apa pun untuk membela rakyatnya. “Pertarungan kami bukan dengan rakyat Gaza. Jihad Islam adalah proksi Iran yang ingin menghancurkan Israel dan membunuh warga Israel yang tak bersalah,” ucapnya.
Kendati membidik markas atau situs Jihad Islam, menurut pejabat kesehatan di Gaza, serangan udara Israel pada Jumat lalu turut menewaskan 10 orang, termasuk anak berusia lima tahun. Sebanyak 55 orang lainnya juga mengalami luka-luka. Jihad Islam akhirnya membalas serangan Israel pada Jumat malam. Mereka meluncurkan lebih dari 100 roket ke kota-kota di Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv.
Serangan roket Jihad Islam memicu sirene di daerah Israel selatan dan tengah. Di Tel Aviv, sejumlah saksi mengatakan, mereka mendengar adanya ledakan. Namun sirene di sana tak berdengung. Sementara itu, stasiun televisi Israel menampilkan bagaimana sejumlah roket yang diluncurkan Jihad Islam ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.
Menurut layanan ambulans Israel, tak ada korban jiwa akibat serangan Jihad Islam. Jihad Islam terbentuk di Gaza pada 1980-an. Mereka menentang dialog dengan Israel dan dianggap memiliki kedekatan dengan Iran. Jihad Islam terpisah dari Hamas. Namun kedua kelompok itu umumnya selalu bekerja sama melakukan perlawanan terhadap Israel.