REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menghadapi cuaca yang lembap dan panas, banyak dari Anda yang suka duduk tepat di depan AC. Demikian pula, pada musim dingin, tampaknya tidak ada yang lebih baik dibandingkan kesejukan AC. Namun apakah paparan suhu ekstrem seperti itu dapat memengaruhi kesehatan seseorang?
Para ahli mengatakan, suhu ekstrem dapat berdampak buruk pada kesehatan. Direktur Tambahan, Pengobatan Perawatan Kritis, Fortis Escorts Heart Institute, dr Rajat Agarwal, menyarakan Anda untuk menjaga suhu AC pada kisaran 24 hingga 25 derajat Celsius. Suhu ini dianggap paling optimal untuk fungsi tubuh yang sehat.
Menurutnya, ada efek berbahaya dari suhu yang sangat rendah. Termostat AC yang disetel pada suhu yang terlalu rendah dibandingkan dengan suhu tubuh dapat menyebabkan peningkatan kerusakan kulit karena kelembapan rendah di dalam ruangan.
"Akibatnya, jaringan kulit menghasilkan minyak tubuh berlebih untuk mengimbangi produksi keringat yang berkurang yang pada akhirnya dapat menyebabkan noda kulit, jerawat, kerutan dini, dan iritasi kulit," ujarnya seperti dikutip dari laman Indian Express, Sabtu (6/8/2022).
Dia menyebut, suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan produksi keringat berlebih dan pori-pori tertutup untuk mengambil kelembapan. Hal itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi kulit.
Dampak berbahaya lainnya termasuk penghambatan regulasi termal tubuh dan penyebaran kuman virus di udara dingin dan kering. "Suhu ekstrem bahkan dapat memicu episode asma atau migrain," ujarnya.
Dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menyebabkan penuaan dini, rambut rontok berlebih, gangguan kulit, dan alergi. “Tenggorokan kering, rinitis, dan hidung tersumbat adalah beberapa dampak jangka panjang lainnya," ujarnya.