REPUBLIKA.CO.ID,MB JAKARTA --Setelah perjalan hampir 20 jam, Marching Band Gita Nadaqu Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Putri Cikarang tibadi Kota Kekrade, Belanda, Kamis (28/7), untuk mengikuti Festival World Music Contest (WMC) yang digelar 29 Juli-1 Agustus 2022. ini merupakan salah satu festival musim panas terbesar di Eropa berskala internasional yang digelar 5 tahun sekali.
Tahun ini, kontingen yang akan ikut serta datang dari berbagai negara seperti Polandia, Taiwan, Jepang, Indonesia, serta Belanda selaku tuan rumah Festival WMC 2022. Marching Band Gita Nadaqu menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia.
Marching Band Gita Nadaqu mendapatkan kesempatan tampil sebanyak 4 kali selama festival berlangsung. Penampilan dilakukan di tiga tempat yang berbeda. Berawal dari GAIA Zoo, Abdij Rolduc Hotel, serta penutupan acara di Parkstad Limburg Stadium.
Marching Band Gita Nadaqu beranggotakan 31 santriwati SMP dan SMA Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang. Mereka berhasil tampil memukau dengan membawakan lagu yang bertema islami dan Budaya Indonesia. Para santriwati juga menampilkan tarian asal Aceh, yakni Tari Saman, dipadu pakaian tradisional Dayak. Kreasi Tari Saman ini mengundang tepuk tangan membahana dari 3000 penonton di Parkstad Limburg Stadium yang menjadi markas klub Roda JC tersebut.
Hijab yang mencirikan para santriwati juga mengundang perhatian tersendiri. Puncaknya mereka menjadi buruan juru foto untuk diabadikan lewat bidikan kamera. Masyarakat sekitar yang hadir tak ketinggalan menyorongkan gawainya saat para santriwati Pesantren Daqu ini tampil.
Fenomena tersebut memang menarik perhatian khususnya masyarakat Eropa. Seperti yang diungkapkan Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Zakat dan Wakaf, Ustadz Anwar Sani, saat pelepasan para santriwati ke Festival WMC di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang, Selasa (26/07).
Penampilan memukau dengan seragam yang unik, kata Ustadz Sani, memiliki kesan tersendiri di mata penonton. Perhatian dunia ini sekaligus bisa menjadi jalan para santri untuk terus berprestasi di berbagai penjuru dunia.
“Teruslah bermimpi ke luar negeri. Lewat jalan mana saja dan di mana saja. Jadikan nama Islam dan Daarul Qur’an harum di semua belahan dunia,” pesan Ustadz Sani.
Marching band menjadi salah satu dari banyak ektrakurikuler yang ada di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Ekskul ini menjadi wadah untuk membantu santri menyalurkan hobi bermusik.
Santriwati Pesantren Daqu Putri Cikarang ini pun membuktikan bahwa seorang santri juga bisa berprestasi di berbagai bidang tanpa mengesampingkan kewajiban belajar keislaman dan menghafal Al-Qur’an.
Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, menguatkan hal tersebut. Lewat tampilnya santriwati Pesantren Daqu Putri Cikarang di Festival WMC 2022 ini membuktikan bahwa santri bisa berprestasi dengan seni.
“Selain itu, niatkan utuk nilai syiar. Dan tunjukkan bahwa lewat seni, yaitu Marching Band, bisa menjadi nilai tersendiri untuk cara syiar dakwah Islam,” terang Ustadz Jamil, juga pada acara pelepasan santriwati Pesantren Daqu Putri Cikarang ke Belanda ini.
Oleh: Febryan Muhammad Thariq, Alumnus Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang