Ahad 07 Aug 2022 05:10 WIB

Dekranasda NTT Dorong Penenun Tenun Ikat Bermental Wirausaha

Dekranasda mengajak para penenun menghasilkan karya tenun secara rutin.

Pengunjung mencoba tenun ikat dari Kabupaten Sumba Timur di salah satu stan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Koepan Expo 2022 yang digelar di Kota Kupang, NTT, Selasa (21/6/2022). Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) Julie Sutrison Laiskodat mendorong para penenun tenun ikat di provinsi itu agar bermental wirausaha untuk bisa bersaing di pasar.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Pengunjung mencoba tenun ikat dari Kabupaten Sumba Timur di salah satu stan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Koepan Expo 2022 yang digelar di Kota Kupang, NTT, Selasa (21/6/2022). Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) Julie Sutrison Laiskodat mendorong para penenun tenun ikat di provinsi itu agar bermental wirausaha untuk bisa bersaing di pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) Julie Sutrison Laiskodat mendorong para penenun tenun ikat di provinsi itu agar bermental wirausaha untuk bisa bersaing di pasar.

"Penenun-penenun kita harus bisa memiliki mental wirausaha dengan menjaga kualitas produk dan harga agar bisa bersaing," kata Julie dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu (6/8/2022).

Baca Juga

Ia meminta agar para penenun menghasilkan karya tenun secara rutin atau beberapa kain tenun dalam sepekan dengan menjaga kualitas. Produksi tenun ikat, kata dia, tidak bisa hanya dilakukan pada momentum tertentu seperti saat pameran, kunjungan pejabat, dan sebagainya.

"Kalau hanya sekali-sekali seperti itu maka orang yang membeli juga mungkin hanya karena kasihan dan hanya saat itu saja, tidak berkelanjutan," katanya.

Penenun tenun ikat yang menggunakan pewarna dari tanaman, kata dia, juga bisa menghitung untuk mengantisipasi pasokan bahan baku yang sewaktu-waktu bisa habis dan harus didatangkan dari pihak lain. Selain itu, menurut dia, wajib menghitung jasa menenun yang dikalkulasikan secara profesional dengan prinsip semakin tinggi tingkat kesulitan dalam menenun, maka nilai jasa lebih tinggi.

Julie Sutriso berharap semakin banyak para penenun tenun ikat bisa menjual produknya di Dekranasda dengan kualitas dan harga yang bisa bersaing agar bisa dipasarkan secara berkelanjutan. "Mengenai pangsa pasarnya itu merupakan tugas kami untuk membuka atau memperluas," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan Dekranasda NTT sejauh ini juga membantu pengadaan bahan baku tenun ikat berupa benang yang berkualitas dan tidak luntur. Para penenun, lanjutnya, bisa mendapatkan bahan baku dengan membeli di Dekranasda di daerah masing-masing.

"Jadi silahkan Mama-Mama penenun membeli benang yang kami sediakan, meskipun dengan harga sedikit lebih tinggi tetapi nanti nilai jual produk juga tinggi karena kualitasnya bagus," katanya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement