REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baznas menggelar paparan hasil beasiswa riset seri 10 dengan tema “Pengelolaan Zakat Masjid”, Kamis (4/8/2022). Turut hadir membersamai acara Kepala Divisi Pendidikan dan Dakwah Baznas RI, Farid Septian; Pengelola Beasiswa Baznas RI, Sri Nurhidayah; Pengurus Baitul Maal Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustadz Gita Welly Ahriadi; dan Agung Gunawan, peserta Beasiswa Riset Baznas yang menjadi narasumber acara dengan memaparkan risetnya yang berjudul “Pengelolaan Zakat Berbasis Masjid untuk Memberdayakan Mustahik Menjadi Muzakki Melalui Intermediasi Spritual (Studi Kasus Masjid Al Munawwarah Kota Jambi)”.
Acara dipandu oleh Marina Intansari selaku tim Beasiswa Baznas RI dan merupakan PIC (penanggung jawab) dari Beasiswa Riset Baznas RI. Terdapat 85 peserta yang hadir membersamai via zoom dan 126 penonton Youtube Baznas TV saat acara berlangsung.
Farid Septian memaparkan dalam sambutannya terkait masjid dan pengelolaan zakat, dan juga kurangnya masjid di Indonesia dalam melaporkan data-data pengelolaannya kepada Baznas. Sehingga, akibatnya data-data pengelolaan zakat masjid di Indonesia masih sangat kurang.
“Pelaporan masjid kepada Baznas sangat penting dilakukan untuk kebutuhan data, yang nantinya dapat dipergunakan untuk riset yang nantinya dapat memberikan sumbangsih dan dampak baik bersama untuk Indonesia,” kata Septian seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/8/2022).
Farid Septian juga menghimbau pihak pengurus masjid untuk melaporkan dananya kepada Baznas. "Dana hanya dilaporkan, dipergunakan untuk apa dan mendapatkan hasil berapa, tetap yang mengelola adalah pihak masjid," tambah Farid.
Agung Gunawan menyebutkan dalam hasil risetnya terdapat aspek penting untuk memberdayakan mustahik, yaitu keteladanan syariah yang diberikan oleh tokoh masyarakat kepada mustahik dan muzaki; ketaatan syariah dari pihak pengelola; pendidikan syariah untuk pihak pengelola, mustahik dan muzaki; dan juga pelatihan syariah yang diperuntukkan pengelola dan mustahik. Selain itu terdapat catatan tambahan dan varian lain, salah satunya pentingnya kolaborasi bersama dengan pihak terkait dalam pemberdayaan mustahik.
Gita Welly memaparkan, pengelolaan zakat di Masjid Jogokariyan mancakup ATM beras, klinik kesehatan, UMKM binaan, biaya pendidikan, dan tim survei benah rumah jamaah. Semua program ini dikelola dengan mengajak teman-teman mustahik shalat berjamaah di masjid.
“Pembinaan, pendampingan mustahik ini menjadi hal penting agar nantinya mengubah yang istilahnya sebelumnya tangan di bawah menjadi tangan diatas. Sehingga, tidak menjadikan hal ini sesuatu yang hanya pemberian bernilai sekali guna," kata Gita Welly dalam ulasannya.
"Subhanallah, luar biasa pak Agung Gunawan, perjuangan menyelesaikan risetnya. Besar harapan agar intermediasi spritual ini dapat diimplementasikan dengan baik di masjid di seluruh Indonesia dan terintegrasi dengan Baznas, terlebih untuk riset dimasa depan dengan metode penelitian yang berbeda. Terima kasih atas paparannya," ucap Pertiwi Utami, salah satu peserta acara.
"Diskusi hasil rsiet ini sangat menginspirasi bagi kita semua agar semangat dalam mempelajari pengelolaan zakat yang baik," ucap Muhammad Zohir salah satu peserta acara.
"Riset Agung Gunawan yang merupakan peserta beasiswa Baznas dapat dilihat di dalam website https://publikasi.baznas.go.id . Mudah mudahan website ini dapat dirasakan kebermanfaatannya." ucap Sri Nurhidayah dalam paparannya saat membuka acara.
Acara juga dapat disimak di youtube BAZNAS TV https://youtu.be/fz32nZv3e40.