REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM – Ratusan pemukim Israel dikawal oleh polisi memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, hari ini (7/8/2022). Menurut saksi mata, mereka juga melakukan ritual di halaman masjid.
Wisata provokatif ini terjadi di tengah seruan oleh apa yang disebut sebagai kelompok Temple Mount. Kelompok ini berusaha untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa dan menggantinya dengan kuil Yahudi.
Seruan disampaikan kepada pengikut mereka, agar hadir di tempat suci umat Islam untuk menandai hari raya Tisha B'av, sebuah hari puasa yang menandai dugaan penghancuran dua kuil Yahudi lebih dari dua ribu tahun yang lalu.
Dilansir di WAFA, Ahad (7/8/2022), pemukim Israel yang dipimpin rabi ekstremis Israel Yehuda Glick memasuki situs suci dalam kelompok, mulai sekitar pukul 7:00 pagi.
Koresponden setempat juga menyampaikan kelompok pemukim lain masih menunggu di dekat Gerbang Maroko, untuk diizinkan secara bertahap masuk ke situs suci.
Para pemukim ini dilaporkan menghadapi hadangan dari segelintir jamaah Muslim Palestina, yang mengadakan jaga malam di dalam kompleks. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menggagalkan serangan Israel ke situs suci.
Sebelumnya, pasukan pendudukan Israel dilaporkan menangkap dua warga Palestina di salah satu gerbang menuju kompleks tersebut. Keduanya belum teridentifikasi.
Polisi Israel juga memberlakukan pembatasan ketat masuknya warga Palestina ke kompleks. Pihak berwenang bahkan menempatkan pembatasan ketat pada masuknya jamaah Muslim ke kompleks, selama kehadiran pemukim Israel di sana.
Sejak 2003, otoritas pendudukan Israel telah mengizinkan pemukim masuk ke kompleks suci hampir setiap hari. Hal tersebut berlaku di luar hari Jumat, hari istirahat dan ibadah umat Islam.
Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya
Wakaf Islam, otoritas Yordania yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci di Yerusalem, telah berulang kali menggambarkan kehadiran para pemukim di Masjid Al Aqsa sebagai hal yang "provokatif".
Tak hanya itu, mereka juga mengatakan jamaah dan penjaga Palestina di Al-Aqsha merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel maupun pemukim, yang berkeliling di situs suci Islam.
Israel merebut Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, selama Perang Enam Hari pada 1967. Langkah tersebut tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.