Ahad 07 Aug 2022 15:01 WIB

Omicron Sedang Mendominasi di Inggris, Long Covid Pengaruhi Rambut dan Gairah Seks

Kerontokan rambut dan penurunan gairah seks termasuk gejala long Covid.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Rambut rontok (Ilustrasi). Menurut penelitian baru, kerontokan rambut dan penurunan gairah seks termasuk serangkaian gejala long Covid.
Foto: Flickr
Rambut rontok (Ilustrasi). Menurut penelitian baru, kerontokan rambut dan penurunan gairah seks termasuk serangkaian gejala long Covid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Long Covid ditandai dengan gejala Covid-19 yang bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah infeksi hilang. Studi baru yang diterbitkan pada Juli telah memperluas daftar kemungkinan gejala long Covid.

Menurut penelitian baru, kerontokan rambut dan penurunan gairah seks termasuk serangkaian gejala long Covid. Studi yang dipublikasikan di Nature Medicine itu, menemukan gejala long Covid paling umum ialah kehilangan penciuman, sesak napas nyeri dada, amnesia, ketidakmampuan untuk melakukan gerakan atau perintah yang sudah dikenal, serta halusinasi.

Baca Juga

Pola gejala cenderung dikelompokkan menjadi gejala pernapasan, kesehatan mental, dan masalah kognitif, serta gejala yang lebih luas. "Gejala yang kami identifikasi dapat membantu dokter dan pengembang pedoman klinis untuk meningkatkan penilaian pasien dengan efek jangka panjang dari Covid-19, dan untuk selanjutnya mempertimbangkan bagaimana beban gejala ini dapat dikelola dengan baik," ujar peneliti, seperti dikutip dari laman Express, Ahad (7/8/2022).

Studi tersebut menemukan orang yang dites positif terkena SARS-CoV-2 melaporkan 62 gejala lebih sering pada 12 pekan setelah infeksi awal dibandingkan mereka yang tidak tertular virus. Berdasarkan daftar National Health Services (NHS), gejala umum Covid-19 antara lain kelelahan, sesak napas, nyeri dada atau sesak, dan kabut otak.

Para peneliti dari University of Birmingham menganalisis catatan kesehatan elektronik anonim dari 2,4 juta orang di Inggris bersama tim dokter dan peneliti di seluruh Inggris. Data yang diambil antara Januari 2020 hingga April 2021 terdiri dari 486.149 orang dengan infeksi sebelumnya dan 1,9 juta orang tanpa indikasi infeksi virus corona setelah dicocokkan dengan diagnosis klinis lainnya. Menggunakan data dari pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, tim peneliti mampu mengidentifikasi tiga kategori gejala yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement