Hari Bermuhammadiyah II dan Forum Kebangsaan Digelar di UMJ
Red: Fernan Rahadi
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UMJ, Prof Abdul Mu | Foto: UMJ
REPUBLIKA.CO.ID, CIRENDEU -- Untuk kedua kalinya, Hari Bermuhammadiyah digelar di Masjid At-Taqwa, Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (6/8/2022). Bertema Tajdid Politik Untuk Indonesia Beradab dan Bermartabat, Hari Bermuhammadiyah II tersebut bertujuan mempererat silaturahim sesama warga Muhammadiyah, menumbuhkan rasa cinta, semangat dan syiar Muhammadiyah secara inklusif untuk mendalami ideologi gerakan Muhammadiyah, sekaligus menyongsong Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48.
Rektor UMJ Ma’mun Murod menjelaskan Hari Bermuhammadiyah rutin diselenggarakan oleh UMJ setiap dua bulan sekali. "Hari Bermuhammadiyah akan menjadi festival bagi warga Muhammadiyah se-Jabodetabek dan menggambarkan suasana meriah dengan kegiatan pengajian dan gerakan sosial lainnya yang dilaksanakan secara bergilir oleh fakultas-fakultas yang ada di lingkungan UMJ," katanya dalam siaran pers, Ahad (7/8/2022).
Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Hari Bermuhammadiyah II ini di antaranya peluncuran Youth Leader Scholarship (YLS), penandatangan MoU dengan BPJS Kesehatan, bantuan pendanaan untuk fasilitas olahraga oleh Bank Mega Syariah, serta Ceramah Kebangsaan yang disampaikan oleh Arsul Sani, Wakil Ketua MPR RI dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof KH Abdul Muti.
Turut hadir di acara Hari Bermuhammadiyah II, Ketua Anggota DPRD Tangsel, dan Himmatul Aliyah, Anggota DPR-RI dari Komite Pendidikan Fraksi Partai Gerindra, Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal, dan Direktur Risk and Compliance Bank Mega Syariah, Marjana.
Puncak Hari Bermuhammadiyah adalah ceramah kebangsaan. Dalam ceramah pertama, Arsul Sani menjelaskan upaya tajdid politik yang perlu dilakukan. Pertama, introspeksi dan evaluasi yang terwujud dalam Undang-Undang, kebijakan pemerintah, dan pelaksanaan nyata politik di Indonesia. Kedua, Arsul menyampaikan dalam konteks MPR.
"Upaya untuk mewujudkan beradab dan bermartabat dengan merancang dan mengesahkan GBHN," jelas Arsul Sani. Ia menambahkan bahwa kesadaran akan ideologi dan keagamaan menjadi hal utama yang harus diselesaikan untuk politik Indonesia.
Selanjutnya, ceramah kebangsaan kedua dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UMJ, Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa bagi Muhammmadiyah dakwah adalah hal penting yang dalam pelaksanaannya memerlukan strategi.
"Strategi dakwah kultural adalah mengajak individu-individu supaya mengedepankaan ajaran islam dan menjadi stimulus yang lain untuk menciptakan perubahan sosial, saya katakan strategi bottom up. Salah satu yang dilakukan di Muhammadiyah adalah berusaha menyalurkan aspirasi melalui partai dan lembaga negara. Dalam rangka menyongsong Tajdid Politik beradab dan bermartabat, warga persyarikatan Muhammadiyah harus bergaul dan bersosialisasi dengan siapapun dan kelompok apa pun," kata Abdul Muti.
Hari Bermuhammadiyah II juga dimeriahkan oleh bazaar di depan halaman FISIP UMJ yang diisi oleh produk dari para studentpreneuer atau wirausaha mahasiswa dan penampilan kelompok akustik mahasiswa Pervagatus dari Fisip UMJ.