REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengutarakan kemarahannya atas pembunuhan empat warga Muslim di Albuquerque, New Mexico. Dia menegaskan, serangan semacam itu tak memiliki tempat di negaranya.
“Saya marah dan sedih dengan pembunuhan mengerikan empat pria Muslim di Albuquerque. Sementara kita menunggu penyelidikan penuh, doa saya bersama keluarga korban, dan pemerintahan saya berdiri bersama komunitas Muslim. Serangan kebencian ini tidak memiliki tempat di Amerika,” kata Biden lewat akun Twitter resminya, Ahad (7/8/2022).
Pada Sabtu (6/8/2022) lalu, kepolisian Albuquerque mengungkapkan, mereka sedang menyelidiki pembunuhan tiga pria Muslim di kota tersebut. Mereka menduga, ketiga korban itu memiliki kaitan dengan kematian seorang Muslim asal Afghanistan yang dibunuh pada 7 November 2021.
Kepolisian Albuquerque mengatakan, korban terbaru ditemukan pada Jumat (5/8/2022) malam lalu. Jenazahnya berada di dekat kantor Lutheran Family Services. Polisi tak merilis identitas korban. Mereka hanya mengungkap bahwa dia adalah seorang Muslim berusia 20-an dan berasal dari Asia Selatan. “Penyelidik yakin, pembunuhan hari Jumat mungkin terkait dengan tiga pembunuhan baru-baru ini terhadap pria Muslim juga dari Asia Selatan,” kata kepolisian Albuquerque.
Sebelumnya kepolisian Albuquerque telah menemukan dua korban yang sama-sama Muslim dan berasal dari Pakistan. Korban pertama pria berusia 41 tahun dan ditemukan pada 26 Juli. Sementara korban kedua pria berusia 27 tahun dan ditemukan pada 1 Agustus.
Saat ini tim penyelidik sedang mengusut apakah pembunuhan-pembunuhan tersebut berkaitan kematian seorang pria Muslim asal Afghanistan yang terbunuh pada 7 November 2021. Kepolisian menyerukan kepada siapa pun yang memiliki informasi untuk membantu memecahkan kasus itu untuk menghubungi mereka. FBI akan turut terlibat dalam proses penyelidikan.
Sementara itu, Gubernur New Mexico Michelle Lujan Grisham turut mengutarakan kemarahannya atas serangkaian pembunuhan terhadap warga Muslim di wilayahnya. Dia menegaskan, tindakan tersebut sama sekali tidak bisa ditoleransi. Dia mengatakan akan mengutus personel polisi negara bagian tambahan ke Albuquerque untuk membantu penyelidikan.
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung komunitas Muslim Albuquerque dan New Mexico yang lebih besar," katanya.