REPUBLIKA.CO.ID, SABINAS -- Tim penyelamat menyedot air yang menggenangi tambang batu bara tempat 10 penambang terjebak. Pihak berwenang Meksiko mempertimbangkan mengirim penyelam untuk menyelamatkan para penambang yang sudah terjebak tiga hari lebih.
Para penambang terjebak di sebuah tambang di Negara Bagian Coahuila pada Rabu (4/8/2022) malam. Ketika penggalian mereka merobohkan dinding terowongan, memicu banjir di tiga sumur.
Pada Sabtu (6/8/2022) lalu Presiden Andres Manuel Lopez Obrador akan mengambil keputusan yang "menentukan" apakah mengirim penyelam untuk menyelamatkan seluruh penambang. Tapi pada sore harinya Gubernur Coahuila Miguel Riquelme mengatakan permukaan air terlalu tinggi.
"Kami melawan waktu," katanya pada keluarga para penambang di lokasi kejadian, seperti dikutip media Meksiko, Ahad (8/8/2022).
Kerabat dan keluarga penambang menggelar doa bersama di luar tambang. Mereka berharap sanak keluarga mereka dapat menemukan kantong udara.
"Kami lelah, kami frustasi, tapi dengan sedikit harapan," kata Cecilia Cruz.
Ia mengatakan pernah mendengar insiden tambang di kampung halamannya, Coahuila beberapa puluh tahun lalu. Sebelum insiden serupa menimpa keponakannya Sergio Cruz, 42 tahun.
Cecilia mengatakan terowongan yang penuh lumpur dan reruntuhan menyulitkan tim penyelamat mencari para penambang. Meski banyak air yang berhasil disedot.
"Apakah mereka ingin menambah resiko lebih banyak nyawa? Itu akan menjadi tragedi yang lebih besar," katanya.
Enam penyelam dari Pasukan Khusus Meksiko dikirim membantu upaya penyelamatan. Terdapat tiga sumur yang masing-masing sedalam 60 meter, lebih dari setengahnya meluap. Lima penambang berhasil keluar.