REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) hingga Juni 2022 telah mengebor 370 sumur di Blok Rokan. Pencapaian terbaik pasca alih kelola dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Direktur Utama PT Pertamina Persero, Nicke Widyawati menjelaskan pasca alih kelola Blok Rokan, Pertamina mendapatkan tugas besar. Sebab, Blok Rokan adalah sumur tua yang mempunyai declining rate mencapai 25 persen. Jika tidak dilakukan pengeboran yang agresif, maka Pertamina tidak bisa mempertahankan produksi.
"Untuk itu, kami dan teman teman PHR ini berupaya keras untuk bisa menjaga produksi. Paling tidak, kami harus menjaga supaya declining rate tidak terjun bebas, syukur syukur kita bisa tambah produksi," ujar Nicke di Pekanbaru, Senin (8/8).
Nicke menjelaskan agresifitas Pertamina dalam pengeboran terlihat dari capaian hingga Juni kemarin PHR mampu mengebor 307 sumur baru dari sebelumnya saat alih kelola hanya ada 105 sumur yang dibor.
Alhasil, jika semula produksi Blok Rokan hanya berkisar 120 ribu barel per hari, saat ini Pertamina bisa mempertahankan produksi rata rata harian di angka 159 ribu barel per hari. Bahkan pada Juli kemarin Blok Rokan sempat memproduksi hingga 161,9 ribu barel per hari.
"Agresifitas pengeboran juga tercermin dari rig yang kami operasikan. Jika sebelumnya Blok Rokan hanya mengoperasikan 9 rig, saat ini kami mengoperasikan 21 rig dan bisa mencapai 27 rig pada akhir 2022," ujar Nicke.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffe Arizona Safrudin menjelaskan total sumur yang dikelola oleh PHR di Blok Rokan hari ini berjumlah 16.800 sumur. Baik itu sumur pengembangan, work over, maupun well services.
Jaffe juga menjelaskan selain menahan laju decline dan berupaya menambah produksi, PHR juga melakukan penambahan cadangan baru dengan melakukan eksplorasi. Kata dia, dari langkah eksplorasi yang dilakukan saat ini ditemukan cadangan di sekitar Blok Rokan hingga 370,2 MMBOE dari yang semula cadangan terakhir sebelum transisi sebesr 320,1 MMBOE.
"Kami memang melakukan eksplorasi agresif baik itu konvensional maupun non konvensional. Tantangannya memang sumurnya 3 kali lipat lebih dalam dengan sumur eksisting hari ini," ujar Jaffe saat ditemui di tempat yang sama.
Setahun alih kelola, Pertamina Hulu Rokan mampu memberikan kontribusi kepada negara berupa PNBP mencapai Rp 30 triliun. Selain itu, tercatat realisasi TKDN mencapai 60 persen.