Senin 08 Aug 2022 13:39 WIB

Mike Tyson Tuding Layanan Streaming Hulu Curi Kisah Hidupnya

Serial drama 'Mike' yang tayang di Hulu diproduksi tanpa melibatkan Mike Tyson.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Mantan juara tinju kelas berat Mike Tyson. Kisah hidup Tyson diangkat ke serial Hulu tanpa melibatkannya sama sekali.
Foto: EPA/ETIENNE LAURENT
Mantan juara tinju kelas berat Mike Tyson. Kisah hidup Tyson diangkat ke serial Hulu tanpa melibatkannya sama sekali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan juara tinju kelas berat Mike Tyson mengkritik layanan streaming Hulu karena memproduksi serial drama Mike tanpa melibatkannya. Padahal, serial tersebut menjadikan cerita hidup Si Leher Beton sebagai fokus utamanya.

"Jangan biarkan Hulu mengecoh kalian. Saya tidak mendukung cerita mereka mengenai kehidupan saya," ungkap Tyson melalui akun Instagram pribadinya, seperti dilansir Hollywood Reporter, Senin (8/8/2022).

Baca Juga

Melalui unggahan tersebut, Tyson mengungkapkan kekecewaannya karena Hulu tak melibatkan dirinya atau memberikan kompensasi finansial atas serial drama Mike. Petinju berusia 56 tahun itu menilai bahwa Hulu hanya memandang dirinya sebagai orang berkulit hitam yang bisa "dijual" layaknya budak.

"Bagi eksekutif Hulu saya hanya orang berkulit hitam yang bisa mereka jual di pelelangan," ungkap Tyson.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mike Tyson (@miketyson)

Tyson juga sempat membagikan pemikirannya mengenai Hulu lewat Twitter. Menurut Tyson, tindakan Hulu yang mencuri hak atas kisah hidup selebritas merupakan sesuatu yang sangat serakah.

Tak hanya itu, Tyson pun mengungkapkan bahwa Hulu sempat menawarkan Presiden UFC, Dana White, untuk mempromosikan Mike. Tawaran tersebut memiliki nilai yang fantastis, mencapai jutaan dolar AS.

"Dia (White) menolak tawaran tersebut karena dia menghargai persahabatan dan memperlakukan orang lain dengan hormat," jelas Tyson yang pernah diliputi emosi hingga menggigit kuping rivalnya, Evander Holyfield, di atas ring tinju pada 1997.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement