Senin 08 Aug 2022 14:35 WIB

Ke China, Menlu Korsel Yakinkan Hubungan Kedua Negara

Kunjungan Menlu Korsel dilakukan di tengah ketegangan antara China dan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin berbicara dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 27 Juli 2022.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin berbicara dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 27 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Selatan (Korsel) Park Jin mengunjungi China pada Senin (8/8/2022). Kunjungan ini dilakukan kiranya dalam upaya meyakinkan hubungan dengan Beijing meski hubungan dengan Amerika Serikat (AS) lebih kuat dan atas ketegangan Taiwan.

"Park dijadwalkan berkunjung selama tiga hari di kota pelabuhan timur Qingdao dan akan melakukan pembicaraan dengan Menlu China Wang Yi," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.

Baca Juga

Park Jin adalah pejabat tingkat tinggi pertama yang melakukan perjalanan ke Cina sejak Yoon menjabat pada Mei. Kunjungan Park menaruhkan jalan di antara garis tipis antara aliansi dengan AS dan China. Keduanya adalah mitra dagang utama Korsel di tengah persaingan yang semakin ketat.

Perjalanan pertama Park dilakukan setelah Beijing menyatakan kemarahannya atas kunjungan Ketua House AS Nancy Pelosi ke Taiwan pekan lalu. China dengan teguh mengeklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai miliknya.

Sementara Yoon menghadapi kritik dari anggota parlemen karena tidak bertemu dengan Pelosi saat ketua House ke Seoul. Yoon dikabarkan tengah berlibur dan hanya melalui telepon berkontak dengan Pelosi. Kantor Yoon mengatakan bahwa keputusan itu dibuat dengan mempertimbangkan kepentingan nasional, dan tidak ada tekanan dari Beijing.

Park mengatakan, perjalanannya ke China menjadi kesempatan untuk mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk perdagangan, kesehatan, dan lingkungan.

"Dengan secara aktif mempromosikan komunikasi strategis tingkat tinggi, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik satu sama lain, mengurangi kesalahpahaman yang tidak perlu dan memperluas kepentingan bersama," kata Park pada konferensi pers.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement