Senin 08 Aug 2022 15:05 WIB

Viral Bayi Meninggal Akibat Naik Motor Tegal-Surabaya, Ini Penjelasan Dokter Anak

Membawa bayi naik motor sangat tidak direkomendasikan karena sangat rentan cedera.

Jenazah bayi (ilustrasi). Bayi Meninggal Usai Naik Motor Tegal Surabaya. Bayi berusia enam bulan dikabarkan meninggal dunia usai diajak naik motor oleh orang tuanya dari Tegal ke Surabaya. Kisah yang dibagikan sang orang tua di media sosial langsung viral dan mendapatkan banyak simpati dari netizen.
Foto: Antara
Jenazah bayi (ilustrasi). Bayi Meninggal Usai Naik Motor Tegal Surabaya. Bayi berusia enam bulan dikabarkan meninggal dunia usai diajak naik motor oleh orang tuanya dari Tegal ke Surabaya. Kisah yang dibagikan sang orang tua di media sosial langsung viral dan mendapatkan banyak simpati dari netizen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar meninggal dunianya bayi berusia enam bulan usai diajak orang tuanya naik sepeda motor dari Tegal, Jawa Tengah menuju Surabaya, Jawa Timur, menyisakan duka dan mengundang simpati netizen. Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A, angkat bicara terkait kabar kematian bayi tersebut.

Atas izin dari Dokter Denta, Republika mengutip penjelasan terkait kematian sang bayi lewat akun Twitternya @sdenta. Menurut dia, tidak direkomendasikan orang tua atau siapa pun membawa bayi menggunakan sepeda motor, meski jaraknya dekat apalagi jauh. Alasannya, menurut Dokter Kurniawan, kondisi fisik bayi masih sangat lemah.

Baca Juga

"Yang jelas satu, bawa bayi naik motor sangat tidak direkomendasikan. Baik rute dekat maupun rute jarak jauh. Sudah jelas juga aturannya bahwa kendaraan roda dua tidak bisa dinaikin lebih dari dua orang," ujar dr. Denta lewat akun Twitternya @sdenta, Senin (8/8/2022).

Dokter Denta berkata, bayi memiliki bobot sekitar 30 persen di bagian kepalanya. Sehingga, posisi bayi yang dibawa menggunakan motor membuat risiko tinggi terjadi cidera.

Bayi, kata dr Denta, belum mampu menopang kepalanya, dengan leher. Hal ini bisa menyebabkan pendarahan di otak, atau patah tulang rusuknya, dan lain-lain.

Ia menjelaskan, usia bayi adalah usia yang sangat rentan cedera kepala-leher-tulang belakang. Tiga puluh persen bobot bayi ada di kepalanya. "Dengan leher yang belum mampu menopang kepala, secara biomekanik kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yg cukup," jelasnya.

"Risikonya tidak hanya di cedera kepala, tapi juga trauma multipel, alias cedera di beberapa bagian tubuh yang terjadi bersamaan, misal patah rusuk, tungkai, perdarahan rongga perut dll dst," sambung dr. Denta.

photo
Bayi Meninggal Usai Naik Motor Tegal Surabaya. Bayi berusia enam bulan dikabarkan meninggal dunia usai diajak naik motor oleh orang tuanya dari Tegal ke Surabaya. Kisah yang dibagikan sang orang tua di media sosial langsung viral dan mendapatkan banyak simpati dari netizen. - (Tangkapan Layar)
 

Sebelumnya beredar seorang bayi berusia enam bulan meninggal dunia setelah diajak orang tuanya naik sepeda motor dari Tegal, Jawa Tengah menuju Surabaya, Jawa Timur. Kabar itu disampaikan orang tua bayi di media sosial Rabu (3/8/2022) dan tak lama kemudian menjadi viral.

Dari unggahan tersebut diketahui, berangkatnya mereka dari Tegal ke Surabaya karena orang tua bayi ingin melihat pertandingan sepak bola. Namun, bukannya merayakan kegembiraan, ternyata mereka mendapatkan kebar buruk karena buah hatinya meninggal dunia.

Kronologi meninggalnya bayi tersebut dituliskan oleh orangtuanya di akun Twitter @jungkangFamily. “Akhirnya saya belajar apa makna 'Persebaya Sak Tekone Izrail' berkat ketololan yang terbungkus ego dan kesombongan saya. Yg nekat mengajak anak sy yg berusia 6bln untuk away dari Tegal ke Surabaya demi melihat @persebayaupdate bertanding home perdana. Semoga cukup sy saja yg tolol," tulis pengakuan akun @jungkangFamily.

Dalam unggahannya, pemilik akun bercerita dia berangkat dari Tegal, Sabtu (30/7/2022) pukul 17.38 WIB, dan tiba di Surabaya pada Ahad (31/7/2022) pukul 07.15 WIB. "Anak saya batuk-batuk semacam ada dahak, nafas agak sesak. Kemudian dibawa ke RS Ewa Pangalila daerah Gn Sari," tulis akun @jungkangFamily.

Namun, menurut @jungkangFamily, bayi mereka tidak mendapatkan pertolongan maksimal karena peralatan di rumah sakit tersebut kurang memadai, kemudian bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkutan Laut (RSAL) Dr. Ramelan, Surabaya.

"Dan dirujuk ke RSAL di sini awal malapetaka, karena ternyata mengeluarkan ambulans itu susah meski judulnya kami pasien rujukan. Akhirnya kami bawa sendiri dengan motor," tulis dia.

Namun, dalam perjalanan menyelamatkan buah hatinya, sang ayah mengalami kendala. "Kena lampu merah di depan DTC Wonokromo dan kepalang sepur (kereta) lewat di Wonokromo juga. Hingga akhirnya sudah terlalu lemah dan tak tertolong, meski dokter di RSAL sudah berusaha maksimal."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement