REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki pada rangkaian acara G20 di Bali, Senin (8/8/2022), menyampaikan per Juni 2022 19,5 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia telah masuk (onboarding) ke dalam ekosistem digital. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah mengingat Pemerintah Indonesia menargetkan 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital pada 2024.
Demi mempercepat itu, Teten menyampaikan Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan berbagai program transformasi digital dari hulu ke hilir yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait (stakeholder). Program percepatan itu di antaranya pendataan lengkap UMKM, pemberian kemudahan bagi UMKM untuk mengurus legalitas dan pembuatan nomor induk perusahaan, pelatihan dan bimbingan untuk pelaku UMKM, dan pengadaan inkubator usaha di kampus.
Program lainnya, KemenkopUKM juga menggelar temu bisnis (business matching) di berbagai kesempatan termasuk pada sela-sela rangkaian acara G20, serta memanfaatkan platform ASEAN Access. "Pendekatan dari hulu ke hilir, dan sinergi ekosistem digital merupakan bahan baku utama bagi (terwujudnya) transformasi digital UMKM agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya potensi ekosistem digital untuk memastikan kesejahteraan bersama di era digital sekarang ini," kata Teten Masduki saat membuka side event G20 'B20 Indonesia Digital Economy to Support SDGs' secara virtual dari Jakarta sebagaimana disiarkan langsung di Nusa Dua, Bali, Senin.
Di acara yang sama, Teten juga menyebut pihaknya menargetkan 1 juta UMKM yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah segera onboarding ke ekosistem digital. Alasan pemerintah berupaya mempercepat transformasi digital sektor UMKM karena melihat situasi saat pandemi Covid-19.
"Ketika pandemi menerpa kita semua, kemampuan adaptasi UMKM yang bertransformasi digital selama pandemi terbukti menjadi faktor kunci resiliensi UMKM di Indonesia," kata Teten.
Tidak hanya itu, studi Bank Dunia juga menunjukkan 80 persen UMKM yang hadir di ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik pada masa pandemi. Situasinya saat ini, Teten menyebut 86 persen pelaku UMKM bergantung pada sambungan Internet untuk menjalankan usahanya, sementara 73 persen pelaku UMKM telah memiliki akun loka pasar digital (e-commerce), dan 82 persen pelaku UMKM mempromosikan produknya di dunia maya.
Oleh karena itu, transformasi digital di sektor UMKM, menurut Teten, jadi sebuah keniscayaan. "Peningkatan jumlah UMKM bertransformasi digital merupakan fondasi bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital," kata dia.
Potensi ekonomi digital di Indonesia diprediksi meningkat sampai 8 kali lipat dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun ke depan, yaitu mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030, Teten menambahkan.