REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar irit bicara soal peluang keduanya menjadi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun, Muhaimin melontarkan sebuah pantun yang menyebut Prabowo sudah memenuhi harapan.
"Gulo jowo dideke nang papan (gula jawa ditaruh di papan), Pak Prabowo memenuhi harapan," ujar Muhaimin usai mendaftarkan partainya di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (8/8).
"Satu lagi, kaum muslimin dan muslimat. Cak Imin membawa selamat," sambungnya yang disambut tawa oleh Prabowo, pengurus Partai Gerindra dan PKB.
Prabowo sendiri menjelaskan, bahwa partainya akan menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada 13 Agustus mendatang. Jika forum tersebut mengamanatkan Prabowo untuk kembali menjadi capres, dia mengaku, siap menerima amanah tersebut.
"Kalau saya dapat tugas, saya anggap tugas itu tugas yang suci untuk berbakti dan mengabdi kepada rakyat. Tentunya harus saya terima dengan baik seandainya nanti dicalonkan," ujar Prabowo.
Dia belum mengungkapkan lebih lanjut apakah Rapimnas Partai Gerindra juga akan memutuskan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Menurutnya, hal tersebut akan dibahas bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) usai forum tersebut.
"Insya Allah kalau lancar semua mungkin kita akan adakan pertemuan," ujar Prabowo.
Koalisi antara Partai Gerindra dan PKB disebut berpotensi membuat kejutan pada Pemilu 2024. Sosok ketua umum kedua partai sebagai representasi militer-sipil dinilai akan membawa efek ekor jas atau coat tail effect. Terlebih, dengan deklarasi lebih awal yang menawarkan gagasan berdasarkan platform dan visi misi gabungan partai.
"Kombinasi Pak Prabowo dan Gus Muhaimin ini cukup lengkap. Mereka adalah kombinasi militer-sipil, tokoh senior-junior. Sama-sama ketua umum partai yang mempunyai coattail effect, dan nasionalis-santri," kata Direktur Eksekutif TRUST Indonesia Consulting, Azhari Ardinal, saat dihubungi, Ahad (31/7).
Azhari mengatakan, dalam survei terakhir yang dilakukan TRUST Indonesia Consulting pada Januari 2022, masyarakat masih melihat latar belakang sosok dalam konteks pemilihan presiden. Kecenderungan untuk memilih kombinasi militer-sipil, sosok nasionalis murni dengan religius berlatar belakang santri atau tokoh keagamaan masih sangat besar.
"Gerindra adalah partai yang men-declare sebagai partai nasionalis murni, sementara PKB memposisikan diri religius tradisionalis. Positioning itu penting. Kombinasi militer-sipil, nasionalis-religius, itu juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilih, karena faktanya dalam survei kami memang publik sangat mempertimbangkan itu," ujar Azhari.