Selasa 09 Aug 2022 06:01 WIB

Pengamat Yakini KIB Jadi Sandaran Politik Tiga Partai ini jika Gagal Berkoalisi

Tiga partai sudah tergabung dalam KIB.

Red: Muhammad Hafil
Pengamat Yakini KIB Jadi Sandaran Politik Tiga Partai ini jika Gagal Berkoalisi. Foto:  Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Foto: Dok. Par
Pengamat Yakini KIB Jadi Sandaran Politik Tiga Partai ini jika Gagal Berkoalisi. Foto: Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Peneliti Utama BRIN, Prof R Siti Zuhro mengatakan partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat lebih mungkin masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) jika ketiganya gagal membentuk koalisi. 

“Tampaknya KIB tak tertutup kemungkinan bisa jadi wadah bagi ketiga parpol untuk berkoalisi kalau sampai koalisi NasDem, Demokrat dan PKS batal,” ujarnya saat dihubungi, Senin (8/8/2022).

Baca Juga

Siti menganalisis ketiga partai tersebut lebih berpeluang masuk ke KIB karena faktor historis. PDIP sejak awal kurang welcome dengan Demokrat dan PKS. “Sementara NasDem juga kurang mesra dengan PDIP,” jelas dia.

Ditambah lagi, kata Siti, Gerindra sejak awal kurang berhasil membujuk Demokrat. Sementara PKS punya pengalaman yang kurang menguntungkan berkoalisi dengan Gerindra. 

“Karena mengapa peluang berkoalisi dengan KIB lebih memungkinkan,” kata dia.

Meski demikan Siti masih meyakini ketiga parpol tersebut bakal segera membangun koalisi. Dia merasa, ketiga parpol ini memiliki kesamaan pandangan dalam menghadapi Pemilu 2024.

Siti mengatakan, NasDem sudah mengumumkan tiga bakal calon presidennya. Sementara Demokrat berharap Ketumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa dicalonkan sebagai presiden. 

“PKS meskipun berharap kadernya sendiri bisa dicalonkan, tapi salah satu calon yang diusulkan NasDem juga diminati di internal PKS. Artinya, tidak tertutup kemungkinan ketiga parpol ini berkoalisi,” katanya. 

Siti menambahkan, kemungkinan munculnya empat pasangan capres dan cawapres dalam Pemilu 2024 cukup menjanjikan. Meskipun tak tertutup kemungkinan bisa berubah. 

“Ketika ada parpol yang tidak puas dan menyeberang ke koalisi lainnya,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement