Menurut We Are Social, Februari 2022, pengguna internet kini sudah mencapai 204,7 juta atau 73,7% dari total populasi penduduk Indonesia. Namun, jumlah pengguna yang banyak belum sejalan dengan kecakapan digital masyarakat Indonesia. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menyebutkan sub indeks keahlian dari tiga indikator Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia memiliki skor paling rendah.
"Bukan hanya warganetnya banyak, tapi juga peluang-peluang kejahatannya banyak. Sehingga baik di dunia digital saja tidak cukup, kita harus cerdas," Praktisi Pendidikan dan Dosen, Herry Darmawan, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Jumat (5/8/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Netizen Habiskan 8 Jam Sehari untuk Main Medsos
Lebih jauh, Herry mengatakan, penipuan digital ada banyak macamnya, seperti hoaks sebagai berita bohong yang bertujuan mengelabui pembacanya. Biasanya antara judul dengan isi berita berbeda sehingga pembaca yang hanya membaca judul terkecoh, namun terlanjur menyebarkannya. Selanjutnya ada jenis penipuan scam, yang tujuannya untuk menipu orang dengan iming-iming hadiah. Biasanya berupa pesan singkat atau sms yang dikirimkan melalui nomor telepon.
Mengenai hoaks, Herry mengatakan untuk berhati-hati saat membaca judul berita yang bombastis. Kemudian jangan terpancing dengan iming-iming hadiah gratis, jika ditawarkan investasi maka cek kembali apakah terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk menghindari penipuan digital, Herry juga memberi tips agar menjaga informasi pribadi dan tidak sembarangan membagikannya. Sebab dari informasi pribadi terkait nama lengkap, KTP, alamat, nomor telepon bisa menjadi sasaran kejahatan dan penyalahgunaan. Nomor telepon yang sudah tersebar biasanya sering mendapat SMS spam dan penyalahgunaan lainnya.
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Tingkatkan Kecintaan, Viralkan Kebudayaan Indonesia di Medsos
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Blitar, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick dan Dosen Stikosa AWS. Praktisi Pendidikan dan Dosen, Herry Darmawan, serta Ketua Relawan TIK Jember Erlina Dwi N. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.