REPUBLIKA.CO.ID., BRUSSELS -- Uni Eropa pada Senin (8/8/2022) menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina menyusul meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza.
Dokumen itu juga memuji Mesir “karena memainkan peran fasilitasi yang sangat diperlukan dalam” menengahi perjanjian, serta PBB, Amerika Serikat dan Qatar “untuk memberikan dukungan.”
Mengulangi kecaman Uni Eropa terhadap korban sipil, pernyataan itu mendesak “penyelidikan yang tepat waktu dan menyeluruh” terhadap kekerasan yang menyebabkan, “sejumlah anak-anak dan wanita, tewas dan terluka di Jalur Gaza.”
Stano juga menyatakan bahwa “penting” untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dan membuka kembali penyeberangan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar diangkut ke Gaza, menekankan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi dan cakrawala politik untuk dialog.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina mulai berlaku pada Minggu malam.
Perjanjian gencatan senjata datang setelah tiga hari serangan udara Israel di Gaza, yang menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina dan lebih dari 360 lainnya terluka.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di daerah itu dengan dalih adanya ancaman kelompok Jihad Islam menyusul meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah Palestina.