REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- Pakistan bergabung dengan negara-negara Muslim lainnya mengutuk penyerbuan Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa di Timur Yerusalem yang diduduki.
"Pakistan mengutuk keras penyerbuan halaman Masjid Al Aqsa oleh pemukim Israel di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan pada Ahad (7/8/2022), dilansir dari laman Bernama pada Selasa (9/8/2022).
“Tindakan provokatif ini secara terang-terangan melanggar kesucian Kiblat Awal (kiblat pertama) dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Insiden semacam itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, norma dan praktik internasional. Setiap upaya untuk mengubah status sejarah dan hukum Masjid Al Aqsa harus dihentikan,' lanjutnya.
Adapun sekelompok pemukim Yahudi ilegal memaksa masuk ke kompleks masjid pada Ahad ketika Israel melanjutkan pengebomannya di Jalur Gaza. Israel telah menewaskan 43 orang dan melukai lebih dari 300 orang di Gaza dalam serangan terbarunya di daerah kantong Palestina, yang berada di bawah blokade militer Israel selama 15 tahun.
Sementara Qatar, Yordania, Kuwait, Turkiye dan Arab Saudi termasuk di antara negara-negara yang mengecam serangan Israel di tempat suci Islam.
"Praktik provokatif Israel adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengubah status historis dan hukum Masjid Al Aqsa dan untuk memajukan pembagian temporal masjid," sebut Kementerian Luar Negeri Qatar.
Qatar Menyerukan tindakan internasional, memperingatkan bahwa provokasi simultan dengan agresi baru Israel di Jalur Gaza akan menyebabkan eskalasi berbahaya dan gelombang kekerasan.
"Kami mengutuk keras serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap warga sipil dan upaya untuk beribadah di Masjid Al Aqsa," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
"Kami mengulangi seruan kami kepada pemerintah Israel untuk tidak mengizinkan tindakan seperti itu menargetkan status dan kesucian Al Haram Al Sharif," lanjutnya.
Sementara Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi mengatakan, dia berdiskusi dengan Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, terkait upaya untuk menghentikan agresi Israel di Gaza. "Mengakhiri eskalasi dan memulihkan ketenangan harus menjadi prioritas global," kata dia.
Safadi mengatakan, status quo historis dan hukum harus dihormati di Yerusalem.
Baca juga : Kargo Gandum Pertama Ukraina Ditolak Pembeli di Lebanon