REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Razoni, kapal pertama yang membawa muatan biji-bijian dari Ukraina ditolak oleh pembeli di Lebanon, karena alasan penundaan selama lebih dari lima bulan. Akibatnya, kapal tersebut harus mencari pelabuhan lain untuk menurunkan muatan kargonya.
“Menurut informasi yang diberikan oleh pengirim biji-bijian Ukraina di atas Kapal Razoni, pembeli di Lebanon menolak untuk menerima kargo karena keterlambatan pengiriman,” kata pernyataan Kedutaan Ukraina di Lebanon, dilansir Alarabiya, Selasa (9/8/2022).
Kedutaan Ukraina mengatakan, kapal tersebut saat ini sedang mencari pembeli lainnya agar dapat menurunkan muatan kargo di Lebanon atau Libya. “Jadi pengirim sekarang mencari penerima barang lain untuk menurunkan muatannya baik di Lebanon atau Tripoli atau negara dan pelabuhan lain di mana pun," ujar pernyataan kedutaan.
Razoni meninggalkan Odesa pekan lalu dengan membawa 26.527 ton jagung. Kapal itu dijadwalkan tiba di Lebanon pada Ahad (7/8/2022). Tetapi kapal itu mengubah tujuannya ke pelabuhan Mersin di Turki. Menurut data pelacak kapal Refinitiv, saat ini Razoni berlabuh di lepas pantai selatan Turki.
Bulan lalu, PBB dan Turki menengahi kesepakatan tentang kemungkinan pengiriman kembali biji-bijian dari Ukraina melalui Laut Hitam yang diblokade Rusia. Berhentinya ekspor biji-bijian ini telah membuat harga pangan dunia melonjak dan mengancam ketahanan pangan dunia.
Empat kapal yang membawa bahan pangan berlayar dari pelabuhan Laut Hitam, Ukraina pada Ahad (7/8/2022). Empat kapal tersebut memuat hampir 170 ribu ton jagung dan bahan makanan lainnya. Ekspor biji-bijian ini diawasi oleh Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) di Istanbul. Pusat koordinasi tersebut diemban oleh personel Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB. Pada Sabtu (6/8/2022), sebuah kapal berbendera asing tiba di Ukraina untuk pertama kalinya sejak perang dimulai pada Februari untuk memuat gandum.
"Kami secara bertahap beralih ke volume pekerjaan yang lebih besar. Kami berencana untuk memastikan kemampuan pelabuhan untuk menangani setidaknya 100 kapal per bulan dalam waktu dekat," kata Menteri Infrastruktur, Oleksandr Kubrakov.
Kubrakov mengatakan, Ukraina segera merencanakan untuk melibatkan pelabuhan Pivdennyi dalam pelaksanaan inisiatif ekspor biji-bijian. Diharapkan Ukraina dapat mengirimkan setidaknya 3 juta ton barang per bulan. Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum global.