REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Syariah (Fasya) Unisba dan BPRS HIK Parahyangan menggelar Focus Group Discussion (FGD) hasil penelitian dengan judul ‘Analisis Perencanaan Startegi BPRS di Indonesia’ yang dilaksanakan di Gedung Bumi HIK Parahyangan.
Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan II Fakultas Syariah Unisba DR Sandy Febriadi Lc MA, serta dihadiri Corporate Secretary BPRS HIK Parahyangan, Ervan Hardiansyah dan Kepala Bagian Bisnis BPRS HIK Parahyangan, Avi Avitianti.
Dekan II Fakultas Syariah Unisba Sandy Febriadi berharap, join riset ini dapat terus berkelanjutan dan tidak hanya kerja sama di bidang penelitian saja. Tapi, juga dalam bidang pendidikan dan PKM.
FGD ini diisi oleh berbagai pemaparan yang disampaikan oleh dosen Fakultas Syariah Unisba yakni, Popon Srisusilawati, Yayat Rahmat Hidayat, Andri Ibrahim, Nanik Eprianti, Intan Manggala Wijayanti, serta Tim Ahli yaitu Prof M Anton Athoilah MM (Guru Besar Ekonomi Syariah UIN Bandung), dan Aam Slamet Rusydiana SEI MEc (Peneliti Smart Indonesia).
Sementara Dosen Fakultas Syariah Unisba, Popon Srisusilawati, penelitian ini dilaksanakan karena jumlah BPRS, BPR, LKMS, LKM, Bank dan Bank syariah yang terus meningkat, begitu juga dengan kebijakan-kebijakan terhadap lembaga keuangan tersebut. Sehingga perlu disiapkan strategi dalam menghadapinya.
“Selama kurang lebih 4 bulan telah dilakukan penelitian, sehingga perlu diadakan FGD penelitian, diharapkan bisa memberi gambaran bagaimana strategi yang bisa diterapkan oleh BPRS dalam menghadapi persaingan dan juga kebijakan lembaga keuangan terutama keterbasan BPRS,” katanya.
Hasil penelitian, kata dia, menggambarkan bagaimana Strategi BPRS di Indonesia berdasarkan kinerjanya, persepsi konsumen dan budaya organisasi yang kebetulan studi kasus dilakukan di BPRS Bhakti Sumekar, BPRS Amanah Bangsa dan BPRS Bahari Berkesan.
"Harapannya, melalui diskusi ini dapat dilakukan penelitian lanjutan di BPRS HIK Parahyangan sebagai salah satu BPRS yang memiliki kontribusi besar bagi masyarakat," katanya.