Selasa 09 Aug 2022 16:01 WIB

Pakar Pertanian IPB: Krisis Pangan Global tak akan Terjadi, Ini Buktinya

Penyebab utama krisis pangan dunia jika ada masalah pada suplai dan harga serealia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Gandum (ilustrasi). Penyebab utama terjadinya krisis pangan dunia jika terdapat masalah pada suplai dan harga komoditas serealia.
Foto: pixnio
Gandum (ilustrasi). Penyebab utama terjadinya krisis pangan dunia jika terdapat masalah pada suplai dan harga komoditas serealia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Pertanian, IPB University, Dwi Andreas Santosa, optimistis krisis pangan global yang diprediksi terjadi pada tahun ini hingga 2023 tidak akan terjadi. Pasalnya, tren harga komoditas yang berperan penting pada ketahanan pangan global sudah mengalami penurunan.

"Krisis pangan global tidak akan terjadi, meski demikian kita perlu menjaga kesiapan Indonesia kalau terjadi sesuatu," kata Andreas dalam webinar Pataka, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga

Ia menyampaikan, penyebab utama terjadinya krisis pangan dunia jika terdapat masalah pada suplai dan harga komoditas serealia. Ia memaparkan, produksi serealia dunia tahun ini memang diperkirakan turun 0,6 persen dari tahun lalu menjadi 2.791 juta ton.

Turunnya serealia akibat penurunan produksi gandum sekitar 1 persen menjadi 770 juta ton akibat kekeringan di Uni Eropa. Namun, ada peningkatan produksi di Kanada dan Australia karena iklim yang mendukung.

Selain itu, produksi beras dunia kemungkinan turun 0,4 persen menjadi 520,5 juta ton imbas turunnya produksi di Vietnam. Namun, hingga saat ini tren harga serealia dunia justru tidak mengalami lonjakan tinggi.

"Jadi saya tidak percaya krisis pangan dunia akan terjadi di 2022 dan 2023 karena komponen terbesar komoditas utama yang mempengaruhi krisis pangan adalah serealia dan saat ini baik-baik saja," ujarnya.

Ia juga berkaca pada peringatan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada 2020 lalu yang mengatakan bakal ada krisis pangan. Saat itu, Indonesia langsung mencanangkan berbagai program besar, termasuk food estate. Namun, Andreas pun meyakini krisis tidak akan terjadi.

"Dan betul, setelah itu ada laporan pergerakan harga pangan dunia justru turun. Lalu tahun 2021 apakah ada? Ternyata nggak juga," kata dia.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ هُوَ قَاۤىِٕمٌ عَلٰى كُلِّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْۚ وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ ۗ قُلْ سَمُّوْهُمْۗ اَمْ تُنَبِّـُٔوْنَهٗ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى الْاَرْضِ اَمْ بِظَاهِرٍ مِّنَ الْقَوْلِ ۗبَلْ زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مَكْرُهُمْ وَصُدُّوْا عَنِ السَّبِيْلِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain)? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Katakanlah, “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.” Atau apakah kamu hendak memberitahukan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau (mengatakan tentang hal itu) sekedar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya bagi orang kafir, tipu daya mereka itu dijadikan terasa indah, dan mereka dihalangi dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memberi petunjuk baginya.

(QS. Ar-Ra'd ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement