Desa Karangpucung Bangun Pertanian Terintegrasi, Panen Melon Kualitas Premium
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat momentum Panen Perdana Buah Melon, di kawasan Artansi, Desa Karangpucung, Kabupaten Purbalingga, Selasa (9/8/22). | Foto: Dok. Pemkab Purbalingga
REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Perkebunan melon dengan sistem tanam hidroponik di Greenhouse di Desa Karangpucung, Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, tengah dikembangkan sebagai bagian dari Edu Wisata Area Pertanian Terintegrasi (Artansi). Masterplan Artansi dikembangkan oleh Pemerintah Desa Karangpucung, dibantu kelompok petani milenial setempat.
Kepala Desa Karangpucung, Ratam mengungkapkan Artansi ini dikembangkan untuk menggeliatkan kembali spirit bertani bagi anak-anak muda.
"Selain itu juga untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia," ujar Ratam saat momentum Panen Perdana Buah Melon, di kawasan Artansi, Selasa (9/8/2022).
Sebagai informasi, Artansi yang dinamai dengan 'Candra Kahuripan' ini terdiri dari area perikanan, Greenhouse Melon, demplot pertanian jagung, tanaman pakan ternak, dan tanaman sistem irigasi tetes untuk tomat. Di dalamnya juga terdapat Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) meliputi kandang sapi, gudang pembuatan pakan konsentrat dan pengolahan pupuk organik.
Pada kesempatan ini, Bupati Purbalingga, anggota DPRD dan jajaran Kepala OPD diajak untuk menanam bibit melon, panen perdana melon dari sistem hidroponik, sekaligus mencicipi. Ada 3 jenis melon yang ditanam, diantaranya Inthanon, Golden Aroma dan Golden Alisha. Melon-melon ini memiliki tingkat kemanisan tinggi yakni rata-rata 15 brix dan hanya dijual Rp 35 ribu per kilogramnya.
Ratam menjelaskan, untuk mengembangkan melon ini awalnya mereka tidak berani menggunakan dana desa. "Anak saya belajar secara otodidak, istilahnya berani bakar uang dulu, dengan trial and error, salah, salah dan akhirnya menemukan racikan (pupuk) yang bagus alhamdulillah hasilnya ini cukup maksimal," jelas Ratam.
Artansi ini rencananya akan dijadikan wisata edukasi, sekaligus agro wisata petik buah. Menurut Ratam, untuk menjaga kesinambungan petik buah, dibutuhkan 5 greenhouse. Saat ini baru terbangun 2 unit greenhouse.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengapresiasi kerja keras Kepala Desa dan para petani milenial setempat dalam mewujudkan Artansi ini. Ia meminta kepada Dinpertan agar pertanian sistem hidroponik ini bisa dikembangkan juga di desa lain di Kertanegara. "Dinpertan bisa gandeng petani milenial desa lain di Kertanegara untuk memanfaatkan hal serupa," kata Bupati.
Ia juga menginformasikan, terkait bantuan pengembangan usaha, Pemkab Purbalingga memiliki program Dana Stimulan Rp 10 - 30 juta yang bisa dimanfaatkan para kelompok usaha. Baik kelompok tani/peternak, kelompok wisata maupun kelompok UMKM.
"Insya Allah semua sektor ini kita bantu agar bagaimana masyarakat bisa sejahtera, perekonomiannya bisa menggeliat dan berputar untuk kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Untuk menunjang pengembangan Artansi ini, Bupati menyatakan akan membantu pembangunan Jalan Usaha Tani. Di samping itu juga telah diberikan bantuan alsintan berupa traktor roda 2, hand sprayer, seed tray, dan alat tanam jagung serta bantuan beras dan ikan lele untuk masyarakat.