Selasa 09 Aug 2022 18:20 WIB

Prancis Hadapi Gelombang Panas Keempat Saat Kekeringan Pecahkan Rekor

Prancis menghadapi kekeringan terburuk dalam catatan sejarahnya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Turis berdiri di dekat Air Mancur Trocadero di sebelah Menara Eiffel, saat Eropa berada di bawah gelombang panas yang luar biasa ekstrem, di Paris, Prancis, Rabu, 3 Agustus 2022. Otoritas regional Paris memperingatkan warga untuk waspada Rabu, dengan suhu melonjak hingga 36 derajat Celcius (97 Fahrenheit).
Foto: AP Photo/Francois Mori
Turis berdiri di dekat Air Mancur Trocadero di sebelah Menara Eiffel, saat Eropa berada di bawah gelombang panas yang luar biasa ekstrem, di Paris, Prancis, Rabu, 3 Agustus 2022. Otoritas regional Paris memperingatkan warga untuk waspada Rabu, dengan suhu melonjak hingga 36 derajat Celcius (97 Fahrenheit).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis berada di tengah-tengah gelombang panas keempat tahun ini pada Senin (8/8/2022). Pemerintah menyatakan, negara itu menghadapi kekeringan terburuk dalam catatan sejarahnya.

Badan cuaca nasional Meteo France mengatakan, gelombang panas dimulai di selatan dan diperkirakan akan menyebar ke seluruh negeri dan berlangsung hingga akhir pekan. Secara keseluruhan, bagian selatan Prancis memperkirakan suhu siang hari hingga 40 derajat Celcius hingga tidak akan turun pada malam hari di bawah 20 derajat celcius.

Baca Juga

Suhu tinggi juga menyulitkan petugas pemadam kebakaran memerangi kebakaran hutan di Pegunungan Chartreuse dekat Pegunungan Alpen di Prancis timur. Pihak berwenang telah mengevakuasi sekitar 140 orang.

photo
Bunga matahari menderita karena kekurangan air, karena Eropa berada di bawah gelombang panas yang luar biasa ekstrem, di Ury, 112 mil selatan Paris, Prancis, Senin, 8 Agustus 2022. Prancis minggu ini mengalami gelombang panas keempat tahun ini sebagai pemerintah memperingatkan pekan lalu bahwa negara itu menghadapi kekeringan paling parah yang pernah tercatat. Beberapa petani sudah mulai melihat penurunan produksi terutama di ladang kedelai, bunga matahari dan jagung. - (AP Photo/Aurelien Morissard)

Meteo France mengatakan, gelombang panas minggu ini tidak akan sekuat bulan lalu, ketika beberapa daerah mengalami suhu yang memecahkan rekor. Namun, pemerintah menyatakan, suhu tinggi kali ini terjadi selama kekeringan paling parah yang pernah tercatat. Bulan lalu adalah Juli terkering sejak pengukuran dimulai pada 1959.

Beberapa petani Prancis mulai melihat penurunan produksi terutama kedelai, bunga matahari, dan hasil jagung. Pembatasan air dilakukan dari larangan irigasi siang hari hingga membatasi penggunaan air untuk manusia, ternak, dan untuk menjaga spesies air tetap hidup.

Pemerintah mengatakan pekan lalu, bahwa lebih dari 100 kota tidak dapat menyediakan air minum melalui keran dan membutuhkan pasokan truk air. Panas juga memaksa raksasa energi EDF untuk sementara menghentikan pembangkit listrik di beberapa pembangkit nuklirnya yang menggunakan air sungai untuk mendinginkan reaktor. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement