Jelang 17-an, Pedagang Bendera Sepi Pembeli
Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jelang 17-an, Pedagang Bendera Sepi Pembeli (ilustrasi). | Foto: Mohammad Ayudha/Antara
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus, penjual bendera merah putih mulai menjamur di Jl. Urip Sumoharjo. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sekarang minat pembeli mulai menurun.
Salah satu penjual bendera asal Garut, Wahyu mengatakan bahwa daya beli masyarakat akan bendera atau umbul-umbul 17 an mulai menurun. Hal tersebut juga tentunya mempengaruhi omset pendapatan.
"Tahun ini belum nutup modal sampai sekarang, jualannya sepi tidak seperti dulu, tapi kurang tahu juga kenapa sekarang sepi," katanya, (9/8/2022).
Wahyu mengatakan sudah berjualan bendera sekitar 10 tahun lamanya. Ia mengaku awalnya berjualan di sini karena diajak teman.
"Sudah 10 tahunan lah jualan bendera di sini. Tapi tempatnya selalu di sini karena sudah terbiasa aja, dulu belum pernah jualan di tempat lain. Jualan di sini sebelumnya ikut-ikut teman awalnya," katanya.
Wahyu mengatakan bahwa modal yang diperlukan untuk bisnis bendera sekitar 20 juta. Sedangkan untuk omsetnya jika sedang ramai bisa mencapai tiga juta.
"Ya paling lima orang satu bos, modalnya kurang-lebih 20 juta satu orang. Sedangkan untuk omsetnya kalau lagi ramai bisa tiga juta, kalau sebulan bisa 20 juta," katanya.
Ia biasa berjualan mulai 20 Juli Paling telat dari 20 Juli sampai 16 Agustus. Namun, menurut Wahyu omset justru naik ketika pandemi Covid-19 2022 lalu.
"Dulu malah bagus pas Covid-19, mungkin yang jualan kurang, omzetnya bisa 30 jt. Kalau sekarang harusnya sudah ramai dari tanggal 5-10 Agustus tapi justru masih sepi," katanya.
Hal Senda juga diungkapkan oleh Hera Permana. Biasanya ia berjualan dari pukul 06.00-18.00 WIB sore.
"Ah ga tentu, sekarang seharunya cuma dapat 500 ada 300 ribu sedangkan modal awal yang dikeluarkan sekitar 5 juta an belum ngejahit sablonannya total 9 jutaan," katanya.