Selasa 09 Aug 2022 19:55 WIB

Rangkaian 'Sabuk Ubi' Afrika Barat untuk Ketahanan Pangan

Kebutuhan tanaman lokal meningkat karena kenaikan harga pangan global.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Karyawan pertanian menyebarkan pupuk di sebuah pertanian di Gerdau, provinsi North West, Afrika Selatan, 19 November 2018.
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Karyawan pertanian menyebarkan pupuk di sebuah pertanian di Gerdau, provinsi North West, Afrika Selatan, 19 November 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, IBADAN -- Tumpukan ubi rambat berbulu berbaris di pasar di Ibadan. Para pedagang menawarkan dengan berbagai kualitas dan harga sebelum memasukkannya ke dalam mobil untuk diantar kepada konsumen di Nigeria.

Tanaman yang ditumbuk menjadi pasta, digiling menjadi tepung, dan bisa langsung direbus atau digoreng ini menyediakan makanan dan mata pencaharian di seluruh Afrika Barat. Namun kondisi pertumbuhan di "sabuk ubi" dari Guinea ke Kamerun memburuk seperti halnya harga bahan pokok lainnya melambung.

Baca Juga

Penampung ubi rambat Adewale Elekun mengatakan, petani di Nigeria sudah menemukan kehidupan yang lebih sulit daripada di masa lalu, ketika tanahnya bagus dan tanahnya subur. "Saat ini kualitas tanah sudah memudar,” ujarnya di tengah hiruk pikuk pasar.

Sedangkan tempat lain di Ibadan, pusat transit dan startup teknologi 130 km  timur laut Lagos, ahli genetika molekuler Dr Ranjana Bhattacharjee mengatakan, dia berharap untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Dia ingin membantu menciptakan tanaman yang lebih kuat dan lebih mudah beradaptasi.