REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Afzalurrahman dalam Muhammad Sebagai Seorang Pedagang menjelaskan, Nabi Muhammad SAW kemungkinan telah memulai karier sebagai pedagang pada usia yang masih sangat muda, di antara 17-18 tahun. Sebelumnya, dia adalah penggembala. Abu Thalib meminta kepada keponakannya untuk menjalankan bisnis sendiri guna meringankan bebannya mengingat kondisi ekonominya yang tak begitu kaya. Ditambah, pamannya itu harus menang gung sebuah keluarga besar.
Sebagai seorang pemuda jujur yang punya harga diri, Nabi SAW sama sekali tidak berlama-lama menjadi beban tanggungan pamannya yang miskin, Abu Thalib. Inilah yang membawanya ke berbagai negara tetangga terutama di dekat perbatasan Arab, kota-kota dagang di Yaman, Bahrain, Suriah, bahkan mungkin hingga Abysinia.
Beliau SAW termotivasi untuk bekerja keras demi mencari nafkah yang halal. Dia berdagang bukan sekadar untuk memenuhi biaya hidup, melainkan juga membangun reputasi agar orang-orang kaya lebih maju dan memer cayakan dana mereka kepadanya.
Meski tidak memiliki uang untuk berbisnis sendiri, dia menerima modal dari para janda kaya dan anak- anak yatim yang tidak sanggup menjalankan bisnisnya sendiri. Mereka menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki.
Muhammad pun mulai memasuki dunia bisnis dengan menjalankan modal orang lain, baik dengan upah maupun berdasarkan persetu juan bagi hasil sebagai mitra. Khadijah merupakan satu dari banyak perempuan kaya di Makkah yang menjalankan bisnis melalui agen- agen berdasarkan berbagai jenis kontrak.Melihat kejujuran Muhammad, Khadijah menjalin kerja sama dengan pemuda yatim piatu ter sebut.
Muhammad menjual barang dagangannya di pasar-pasar Busra. Beliau SAW memperoleh keuntungan dua kali lipat dibanding pedagang- pedagang lain. Selanjutnya, dia kembali ke Kota Makkah. Saat Khadijah mendapati bahwa Muhammad memperoleh keuntungan yang sangat besar, yang belum pernah diraih oleh siapa pun sebelumnya, Khadijah pun memberikan bagian keuntungan lebih besar daripada yang mereka sepakati sebelumnya.
Nabi telah melakukan banyak lawatan ke ber bagai kota dagang di berbagai negeri untuk Kha dijah. Beliau SAW tercatat dua kali melakukan perjalanan ke Yaman. Di sini, Muhammad disertai oleh pembantu Khadijah, Maesarah. Nama yang kelak menjadi perantara perjodohan antara Khadijah dan Muhammad.
Setelah itu, Khadijah mengirim Muhammad ke Jorasy, sebuah kota yang masih berada di sekitar Yaman. Kemudian, dua kali ke Habasyah dan yang kelima adalah perjalanan ke Suriah.
Melihat kinerja Muhammad, Khadijah mengaguminya sebagai seorang pedagang profesio nal yang memiliki reputasi dan integritas luar biasa. Tidak heran jika Khadijah membayar Muhammad dengan nilai yang lebih mahal ketimbang mitranya yang lain.