Rabu 10 Aug 2022 03:15 WIB

Danny DeVito Tingginya Cuma 147 Cm, Seberapa Besar Peluang Anak Alami Penyakitnya?

Penyakit Fairbank yang dialami penyakit Fairbank ialah bentuk kerdil yang tidak umum.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor dan sutradara Danny DeVito (kanan) menerima Donostia Award dalam San Sebastian International Film Festival (SSIFF), di San Sebastian, Basque Country, Spanyol, 22 September 2018. DeVito menderita penyakit Fairbank yang membuat tubuhnya kerdil.
Foto: EPA-EFE/Juan Herrero
Aktor dan sutradara Danny DeVito (kanan) menerima Donostia Award dalam San Sebastian International Film Festival (SSIFF), di San Sebastian, Basque Country, Spanyol, 22 September 2018. DeVito menderita penyakit Fairbank yang membuat tubuhnya kerdil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danny DeVito dikenal karena perannya sebagai pria kerdil yang jahat dalam film-filmnya. Namun, mungkin banyak yang tak tahu bahwa perawakannya yang lebih pendek dari rata-rata disebabkan oleh displasia epifisis multipel (MED).

Kondisi yang disebut penyakit Fairbank ini merupakan bentuk kerdil yang tidak umum yang memengaruhi satu pada 10 ribu-20 ribu orang, menurut Journal of American Academy of Orthopaedic Surgeons. DeVito yang kini menginjak usia 77 tahun memiliki tinggi 4 kaki 10 inci atau 147 sentimeter.

Baca Juga

Meskipun jarang berbicara tentang kondisinya, DeVito pernah mengatakan bahwa penyakit ini membuatnya tidak percaya diri. Bintang Batman Returns itu sering kali dirundung saat masih kecil.

"Saya begitu terganggu. Saya tidak pernah bisa berdansa dengan perempuan yang saya sukai karena kondisi ini," kata DeVito, seperti dikutip dari laman Express, Selasa (9/8/2022).

MED juga memengaruhi karier akting DeVito. "Pada hari yang sangat baik, tinggi saya bisa mencapai 152 cm. Tapi itu tetap saja membuat saya cukup sulit memainkan apapun. Saya selalu menjadi pria kerdil," kata aktor Twins itu.

Selain memengaruhi tinggi badan, MED dapat memengaruhi individu dalam beberapa cara yang berbeda, termasuk membuat pergelangan kaki mereka masuk ke dalam dan mengganggu aliran darah ke persendian. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah masalah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki karena ketidaksejajaran dan artritis prematur hingga jalan tertatih-tatih.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dengan MED akan mengalami gejala yang sama. Biasanya kondisi ini didiagnosis di kemudian hari, setelah individu menjalani pemeriksaan fisik dan rontgen panggul, ekstremitas bawah, dan bahu.

Ada juga berbagai jenis kondisi, dua yang paling umum dikenal sebagai MED autosomal dominan dan MED resesif autosomal. Keduanya disebabkan oleh gen yang sedikit berbeda, tetapi gejala yang dialami individu serupa untuk keduanya.

Setelah didiagnosis, MED dapat diobati dengan berbagai cara. Perawatan seperti operasi penyelarasan membantu memperbaiki kelainan bentuk tetapi penggantian pinggul, lutut, atau bahu total mungkin diperlukan jika individu mengalami rasa sakit tertentu.

Seperti disebutkan sebelumnya, individu dengan MED cenderung mengembangkan radang sendi sebelum waktunya. Jenis yang paling umum adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, yang keduanya sering memengaruhi sendi seperti tangan, tulang belakang, lutut dan pinggul.

Osteoarthritis awalnya memengaruhi lapisan tulang rawan sendi. Setelah lapisan tulang rawan mulai menjadi kasar, tendon dan ligamen harus bekerja lebih keras, yang seiring waktu menyebabkan pembentukan taji tulang yang dikenal sebagai osteofit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement