REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa telah mengumumkan akan menyediakan dana dukungan sebesar 261 juta euro atau setara Rp3,94 triliun (dengan kurs Rp15.183 per euro) bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Selasa (9/8/2022). Saat ini UNRWA masih dibekap krisis keuangan yang mengancam pemberian layanan vital bagi jutaan pengungsi Palestina.
Dana sebesar 261 juta euro itu terdiri atas dua komponen. Sebanyak 246 juta euro di antaranya merupakan pendanaan tiga tahunan Uni Eropa untuk UNRWA yang sejalan dengan Deklarasi Bersama Uni Eropa-UNRWA 2021-2024. Sementara 15 juta euro sisanya adalah bagian dari Food and Resilience Facility, yakni sebuah program untuk mengatasi kerawanan pangan dan mengurangi dampak perang Ukraina.
"Uni Eropa sebagai mitra jangka panjang UNRWA berkomitmen untuk melanjutkan dukungan politik dan keuangan untuk kegiatannya. UNRWA tetap penting untuk memberikan perlindungan yang diperlukan dan layanan penting bagi pengungsi Palestina, mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA.
Dia berjanji, Uni Eropa akan terus mendukung UNRWA di semua bidang operasinya, termasuk di Yerusalem Timur. “Dukungan kami kepada UNRWA adalah elemen kunci dalam strategi kami untuk berkontribusi pada promosi keamanan, stabilitas, dan pembangunan di kawasan, yang juga membantu menjaga prospek perdamaian berkelanjutan antara Israel dan Palestina,” ucapnya.
Awal tahun ini, UNRWA mengungkapkan, mereka membutuhkan dana 1,6 miliar dolar AS. Uang itu diperlukan untuk mempertahankan layanan-layanan vital bagi jutaan pengungsi Palestina tahun ini. Mereka berharap komunitas internasional dapat memberikan kontribusi.
Dana 1,6 miliar dolar yang dibutuhkan juga akan digunakan untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Suriah, dan Lebanon. Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini sempat mengatakan masyarakat internasional mengakui peran lembaganya dalam menyelamatkan para pengungsi Palestina. UNRWA turut berkontribusi dalam menciptakan stabilitas di Timur Tengah.
"Pada tahun 2022, pengakuan itu harus didukung tingkat pendanaan memadai guna memenuhi momen kritis bagi para pengungsi Palestina. Kekurangan anggaran yang kronis mengancam mata pencaharian dan kesejahteraan para pengungsi Palestina yang dilayani UNRWA dan menimbulkan ancaman serius bagi kemampuan UNRWA untuk mempertahankan layanan,” ujar Lazzarini.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 terus menimbulkan risiko kesehatan yang serius dan memperburuk kesulitan ekonomi di seluruh wilayah. “Sekarang diperkirakan 2,3 juta pengungsi Palestina hidup dalam kemiskinan. UNRWA adalah satu-satunya sumber kehidupan mereka yang tersisa,” kata Lazzarini.