REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan kasus stunting menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak pun mengajak seluruh instansi terkait untuk terlibat dalam mengatasi stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak, dr Nurul Isneini menuturkan, para balita dan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan diberikan pendampingan makanan tambahan (PMT), berupa biskuit, susu dan vitamin. Selama ini, kata dia, penyebab kasus stunting di Kabupaten Lebak diakibatkan kekurangan gizi kronis yang lama.
Selain itu, ada pola asuh yang kurang baik, daya beli, ketersediaan pangan, pernikahan dini, serta akses lingkungan, karena tidak memiliki sanitasi dan air bersih. "Kami memprioritaskan program pembangunan fokus pencegahan stunting dengan mengoptimalkan pelayanan kesehatan," katanya di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Rabu (10/8/2022).
Nurul mengatakan, pihaknya juga mengedepankan penanganan stunting dengan mengutamakan pada 1.000 hari pertama kelahiran mulai dari kehamilan 275 hari sampai 730 hari kelahiran. Selanjutnya, balita di atas dua tahun diwajibkan mendapat pelayanan posyandu agar terpantau tumbuh kembangnya.
Kepala Puskesmas Cisimeut, Dede Hardiansyah mengatakan, saat ini jumlah anak balita di kawasan permukiman suku Badui tercatat 12 orang teridentifikasi positif stunting. Mereka memperoleh PMT dari pemerintah daerah.
Petugas bidan dan kader di sembilan posyandu di kawasan Badui terus mengoptimalkan penyuluhan serta sosialisasi untuk mewujudkan kesehatan balita dan ibu. "Rutin setiap bulan anak balita warga Badui yang positif stunting menerima program PMT itu," katanya.