REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bahwa diprediksi pada tahun 2050 sekitar 50 persen atau setengah populasi dunia akan menderita miopia. Hal ini semakin mengkhawatirkan sementara situasi pandemi Covid-19 yang juga dinilai turut andil dalam meningkatkan kasus miopia, termasuk pada anak-anak.
Karena di era digital sekarang ini banyak anak-anak yang lebih sering beraktivitas memandangi layar handphone. Hal ini lah yang membuat perubahan signifikan meningkatnya kasus miopia pada anak.
Oleh karena itu, ZAF Eye Care dengan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan bekerjasama mengadakan acara Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Pemberian Kacamata Gratis untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) yang tidak mampu di Wilayah Kota Adm. Jakarta Selatan. Didukung oleh 6 Dokter Spesialis Mata, yaitu dr. Zoraya Ariefia Feranthy, SpM., dr. Kianti Raisa Darusman, SpM(K), MMedSci., dr. Rizki Rahma Nauli, SpM., dr. Antonius Dwi Juniarto, SpM., dr. Sri Hudaya, SpM., dan dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat dr. Gia Pratama untuk melancarkan acara bakti sosial ZAF Eye Care.
Acara bakti sosial ini diselenggarakan pada hari Jum'at lalu pada 5 Agustus 2022, di ruang serbaguna Kantor Pemerintah Kota Adm. Jakarta Selatan yang diikuti oleh 246 anak usia SD dengan dukungan dari rekan Ralindo dan Laulima dan para sponsor.
Baksos ini menyasar anak-anak usia SD dikarenakan kemampuan melihat pada usia tersebut sangat bisa mempengaruhi status sosial dan ekonomi mereka di masa yang akan datang.
Melalui pemeriksaan mata pada 246 anak usia SD 6-12 tahun di kota Jakarta Selatan, didapatkan hasil diagnosis anak yang memiliki Ptosis sebesar 0,4%, Glaukoma 0,4%, Katarak 0,4%, Alergi 10,2%, Astigmatisme 13,4%, mata normal 15,5%, dan yang paling besar Myopia sebanyak 59,8%.
Dr. Zoraya Ariefia Feranthy, SpM. sekaligus Founder dan CEO ZAF Eye Care mengatakan, “Dari hasil bakti sosial ini kami mendapatkan data yang cukup mengkhawatirkan. Dari 246 peserta dengan rentang usia 6-12 tahun, didapatkan sebesar 73,17% anak dengan kelainan refraksi. Kelainan refraksi seperti minus, plus, dan astigmatisme atau silinder ini adalah penyebab gangguan penglihatan yang dapat diatasi dengan pemberian kacamata yang tepat.”
Sedangkan, untuk angka mata minus didapatkan sebesar 59,75%, dari data yang didapat minus anak-anak dimulai dari -0.50 sampai dengan -11 dan silindris murni sebesar 13,41%. Selain itu, ada pula anak dengan kasus katarak sebanyak 1 orang, glaukoma 1 orang, dan mata malas atau amblyopia sebanyak 17,48%.
Dr. Zoraya mengatakan, penting untuk disadari bersama bahwa status penglihatan saat ini sangat mempengaruhi status sosial dan ekonomi anak-anak di masa yang akan datang. Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melakukan pemeriksaan mata rutin, terutama bagi anak-anak.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan bakti sosial ini, bisa semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata,” ungkapnya.
ZAF Eye Care sendiri merupakan klinik pelayanan kesehatan mata yang berfokus pada edukasi preventif dan terapi yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pasien, baik pasien anak-anak maupun dewasa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang canggih sehingga dapat mendeteksi berbagai penyakit mata sejak dini.
Klinik ZAF Eye Care yang berlokasi di area Kemang Jakarta Selatan ini, menerapkan prokes ketat, termasuk penerapan jadwal konsultasi dan pemeriksaan untuk pasien secara berjarak, serta steril ruang dan peralatan secara berkala.