Cegah Tawuran, Satpol PP Sleman Datangi SMP-SMP
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Satpol PP Kabupaten Sleman memulai program Pol PP Goes to School di SMPN 5 Sleman dan SMPN 3 Gamping, Rabu (10/8/2022). | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Satpol PP Kabupaten Sleman memulai program Pol PP Goes to School. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi potensi terjadinya tawuran, kenakalan remaja dan kejahatan jalanan yang beberapa waktu lalu kerap terjadi di DIY.
Pol PP Goes to School dilaksanakan bekerja sama berbagai institusi. Ada Linmas Inti Sleman, Kodim 0732 Sleman, Binmas Polres Sleman, Dinas Pendidikan Sleman, Kesbangpol Sleman, BNN Kabupaten Sleman dan Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman.
Kasatpol PP Sleman, Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, Pol PP Goes to School kali ini dilakukan ke SMPN 5 Sleman dan SMPN 3 Gamping. Ia menerangkan, kegiatan ini implementasi tugas pimpinan yang tergabung dalam Satgas Anti Kejahatan Jalanan.
Kemudian, dimaksudkan agar menjadi kontributor yang positif untuk memberikan pemahaman dalam rangka mengatasi kejahatan jalanan yang dilakukan anak-anak sekolah. Lalu, menjadi pemicu menciptakan situasi kegiatan belajar yang baik.
"Menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif, antisipasi tawuran, kenakalan remaja dan kejahatan jalanan," kata Shavitri, Rabu (10/8/2022).
Ia menerangkan, di SMPN 5 Sleman tidak ditemukan benda-benda yang membahayakan. Tapi, ditemukan konten gambar-gambar yang tidak layak bagi anak-anak. Karenanya, dilaksanakan tindakan pembinaan dan pemahaman tentang menjadi siswa yang baik.
Setelah itu, ketika mendatangi SMPN 3 Gamping, ditemukan adanya alumni-alumni yang tergabung dalam geng bernama Troping. Geng ini diduga melakukan tindakan-tindakan mempengaruhi siswa-sisa dari SMPN 3 Gamping yang masih bersekolah.
Selain itu, lanjut Shavitri, pernah ditemukan iuran kepada siswa-siswa untuk kegiatan yang tidak bermanfaat. Bahkan, pernah ada provokasi dari siswa luar SMPN 3 Gamping. Karenanya, dilakukan tindakan berupa pembinaan dan pemahaman.
"Kegiatan berjalan dengan lancar, situasi aman terkendali," ujar Shavitri.
Sebelumnya, DIY dikejutkan rentetan kasus kejahatan jalanan atau yang banyak disebut sebagai klitih melibatkan anak-anak sekolah. Karenanya, pendekatan secara langsung kepada siswa-siswa jadi penting untuk memberikan pemahaman.