REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- General Manager Pengembangan Program Kesehatan Dompet Dhuafa, Yeni Purnamasari menyampaikan, Dompet Dhuafa telah lama membantu warga Palestina semenjak pertama didirikan pada 1993, baik di Gaza maupun Tepi Barat. Bantuan tersebut dilakukan melalui beberapa langkah.
Pertama, lanjut Yeni, yaitu melalui program-program kemanusiaan seperti penyediaan bantuan makanan. Kedua yakni dengan bantuan medis seperti obat-obatan, perlengkapan kesehatan, perlengkapan penunjang dan lainnya.
"Berikutnya adalah bantuan ekonomi seperti penumbuhan aset ekonomi produktif melalui program food bank berupa peternakan kelinci dan revitalisasi pabrik roti, bantuan modal usaha keluarga bagi keluarga terdampak, dan sebagainya," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (10/8/2022).
Selain itu, Yeni mengatakan, Dompet Dhuafa juga melaksanakan program energi berupa penyediaan panel surya dan program pendidikan yang di antaranya adalah pembangunan sekolah berbasis wakaf.
Yeni menambahkan, terkait peningkatan eskalasi bersenjata beberapa hari lalu, Dompet DHuafa telah mengirimkan bantuan kemanusiaan. Bantuan tersebut antara lain berupa paket makanan kepada 200 keluarga, bantuan modal usaha bagi janda-janda korban perang sebanyak 147 keluarga dan dukungan terhadap sektor kesehatan.
"Dukungan sektor kesehatan ini meliputi ambulans, kursi roda, kruk atau penyangga kaki, obat-obatan, dan dukungan bagi keluarga tenaga kesehatan di Gaza yang merespons korban penyerangan Israel," jelasnya.
Pada Jumat (5/8) lalu yang berlanjut hingga Ahad (7/8), 44 orang termasuk 15 anak-anak di Gaza tewas dalam serangan udara Israel. Ratusan orang terluka dan beberapa rumah hancur di Jalur Gaza akibat serangan Israel.
Israel dan kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ) telah mengumumkan gencatan senjata, untuk mengakhiri serangan di Gaza yang berlangsung selama tiga hari dari Jumat (5/8) hingga Ahad (7/8). Gencatan senjata dimulai pada Ahad pukul 23.30 waktu setempat.