REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada 2021 menunjukkan Indonesia masih menduduki kategori “sedang” dalam kapasitas literasi digital, dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00. Karena itu, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi dan OASE Kabinet Indonesia Maju melaksanakan kegiatan literasi digital di Kota Manado, Sulawesi Utara.
"IT menjadi kebutuhan setiap orang yang juga harus belajar bagaimana untuk bertanggung jawab dalam menggunakanya. Salah satu yang menjadi penyebab rusaknya generasi muda, ialah arus informasi yang datang begitu cepat sampai ke masing-masing orang dalam 24 jam," ujar Ketua Umum OASE Kabinet Indonesia Maju, Tri Siswati, dalam siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Menurut Tri, tidak ada lagi batas-batas, di mana informasi yang waktunya langsung bisa diserap berbagai pihak. Pesatnya kemajuan teknologi di segala bidang, kata dia, telah menjadi bagian dari kehidupan semua pihak. Karena itu, dia mengatakan, litersi digital diperlukan sebagai benteng pertahanan untuk terhindar dari bahaya arus informasi yang seperti itu.
Hal itu dia sampaikan saat menyelenggarakan kegiatan literasi digital di Aula Gedung Mapalus, Manado, Sulawesi Utara, yang dihadiri oleh 800 peserta. Dalam kegiatan itu ada sesi talkshow dengan tema “Cakap Berdigital, Harumkan Media Sosial” bersama sejumlah narasumber.
Kegiatan itu diselenggarakan bertujuan agar masyarakat makin cakap digital serta mampu menciptakan ruang digital dengan bijak, produktif, aman, dan positif.
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw, menyatakan, masyarakat dituntut untuk melek digital agar mampu menciptakan ruang digital yang positif dan bijak.
“Digital ini tidak hanya persoalan hak kita untuk bisa memanfaatkan ruang digital, tetapi juga bagaimana kita memanfaatkan ruang digital dengan bijak,” kata Steven.
Sesi talkshow diisi oleh Ketua Umum GNLD Siberkreasi, Yosi Mokalu yang membahas bagaimana menjadi netizen yang cakap digital dan tips menjadi kreator konten yang positif di media sosial. Pada sesinya, Yosi mengajak para orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika pada Gen Z agar tidak mudah menyerap dampak negatif dari internet.
“Karena fasilitas teknologi ini terlalu banyak, kita harus menjaga pijakan kita dengan nilai-nilai. Itu jangan sampai lupa, nilai moral, berbicara soal identitas kita supaya nggak gampang baper di media sosial," jelas dia.
Menurut Yosi, itu semua merupakan nilai-nilai yang termasuk ke dalam budaya digital yang juga menjadi salah satu pilar dalam literasi digital.
"Itulah yang menjadi alasan mengapa menguasai literasi digital itu sangat penting,” tambah Yosi.
Selain membahas tentang etika dan budaya berdigital, dia juga membahas tips dan cara agar anak-anak muda Indonesia bisa berkarya di ruang digital menjadi kreator konten. Dia mengatakan, talenta dan kepedulian setiap individu bisa menjadi awal atau motivasi untuk membuat suatu konten.
"Intinya yang penting adik-adik konsisten dalam membuat konten. Nggak apa-apa kalau viewers atau likes-nya dikit kan namanya baru mulai. Semua youtuber andal pun juga mulanya punya viewers yang sedikit lalu karena mereka konsisten, seperti raisa, GAC, akhirnya mereka bisa terkenal seperti sekarang,” kata Yosi.
Kegiatan Literasi Digital “Cakap Berdigital, Harumkan Media Sosial” merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan target sebanyak 50 juta orang masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga tahun 2024.