Rabu 10 Aug 2022 22:03 WIB

Purbalingga Ekspor 20 ton Gula Kelapa Organik Ke Malaysia

Bupati Purbalingga menyebut ekspor 20 ton gula jadi penyemangat eksportir lain

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebanyak 20 ton gula kelapa organik asal Purbalingga berbentuk Coconut Sugar Block diekspor ke Malaysia. Ekspor ini merupakan kolaborasi CV Bunga Palm Purbalingga dengan CV Maras Bekasi.
Foto: istimewa
Sebanyak 20 ton gula kelapa organik asal Purbalingga berbentuk Coconut Sugar Block diekspor ke Malaysia. Ekspor ini merupakan kolaborasi CV Bunga Palm Purbalingga dengan CV Maras Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 20 ton gula kelapa organik asal Purbalingga berbentuk Coconut Sugar Block diekspor ke Malaysia. Ekspor ini merupakan kolaborasi CV Bunga Palm Purbalingga dengan CV Maras Bekasi.

Pemberangkatan ekspor dilepas secara simbolis dengan pecah kendi oleh Bupati Purbalingga didampingi Kepala Dinperindag dan Dinpertan, Rabu (10/8/22) di Halaman Pendopo Dipokusumo.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berharap ekspor ini menjadi penyemangat bagi eksportir lain di Purbalingga. Hal ini sekaligus menunjukan bahwa ekonomi Purbalingga kembali menggeliat saat pandemi Covid-19 melandai.

"Tentunya dengan pandemi Covid-19 yang mulai melandai kita bersyukur karena demand-demand gula kelapa organik ini mulai banyak dari berbagai negara," kata Bupati.

Gula kelapa organik yang diekspor kali ini sejumlah 20 ton atau senilai kurang lebih Rp 500 juta, seluruhnya diambil dari penderes di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari.

Bupati berharap ke depan akan ada keberlanjutan dan diikuti permintaan-permintaan selanjutnya. Kegiatan ekspor seperti ini menurutnya harus terus didorong karena keuntungannya juga akan ikut dirasakan para penderes.

"Purbalingga memiliki kemampuan produksi gula kelapa sebanyak 9000 - 10.000 ton per tahun. Jadi bisa kita lihat, Purbalingga memiliki sekitar 5 ribu hektar lebih lahan tanaman kelapa dan ada 11 ribu lebih penderes," jelas Bupati.

Direktur CV Bunga Palm, Ir Gunarto mengaku bangga karena gula kelapa Purbalingga memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya lebih lezat, lebih harum, dan memiliki indeks glikemik rendah.

"Kita mengolahnya menjadi gula block, gula kristal, nektar, dan kita juga akan kembangkan menjadi kecap asin bisa langsung dikonsumsi," kata Gunarto.

Sejauh ini pihaknya juga telah mengekspor gula kelapa organik ini ke berbagai negara, diantaranya Amerika Serikat, Malaysia, dan Dubai. Kapasitas produksinya bisa menjual 400 ton per bulan dengan memberdayakan 450 penderes dari Purbalingga sebagai mitra binaan.

"Kami juga sudah memiliki berbagai sertifikasi organik, seperti USDA untuk Amerika, JAS Jepang, Eropa, HACCP, FDA, Halal dan BPOM. Kami juga sedang mengurus Sertifikat Fair Trade," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement