Kamis 11 Aug 2022 06:15 WIB

Kaligrafer Kashmir Cetak Rekor, Salin Alquran di Gulungan Kertas Sepanjang 500 Meter

Pria Kashmir ini belajar menulis kaligrafi Alquran secara otodidak.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Seorang seniman kaligrafi Kashmir Mustafa Ibni Jameel berhasil menulis seluruh ayat Alquran pada selembar kertas sepanjang 500 meter. Kaligrafer Kashmir Cetak Rekor, Salin Alquran di Gulungan Kertas Sepanjang 500 Meter
Foto: Iqna
Seorang seniman kaligrafi Kashmir Mustafa Ibni Jameel berhasil menulis seluruh ayat Alquran pada selembar kertas sepanjang 500 meter. Kaligrafer Kashmir Cetak Rekor, Salin Alquran di Gulungan Kertas Sepanjang 500 Meter

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ketika Mustafa Jameel mulai belajar kaligrafi Arab pada 2016, ia mempraktikkannya untuk memperbaiki tulisan tangannya. Keahliannya itu sebuah upaya yang enam tahun kemudian mencapai puncaknya dengan memecahkan rekor manuskrip Alquran.

Kaligrafer muda ini bersemangat memperkenalkannya di Timur Tengah. Lahir di Lembah Gurez, di distrik Bandipora utara di Kashmir yang dikelola India, Jameel menyelesaikan pekerjaannya awal tahun ini.

Baca Juga

Pada akhir Mei, pria berusia 27 tahun itu didaftarkan oleh Lincoln Book of Records India di New Delhi untuk rekor dunia baru untuk pertama kalinya di dunia yang menulis Alquran pada gulungan kertas selebar 14,5 inci dengan panjang 500 meter.

Bagi umat Muslim, kaligrafi bukan hanya seni membentuk karakter tulisan dengan benar. Dikenal sebagai khatt (garis) dalam bahasa Arab, itu menandakan seni garis.

Seni ini tidak hanya ditulis dalam bahasa Arab, tetapi juga banyak bahasa lain yang mengadopsi alfabet yang sama setelah penyebaran Islam, termasuk Persia, Urdu, Turki Utsmaniyah, dan bahkan Melayu kuno. Ada berbagai gaya grafis yang dikembangkan oleh master kaligrafi sepanjang zaman.

Aksara tertua yang digunakan untuk menyalin Alquran adalah Kufi, aksara persegi dan bersudut yang pada abad ke-11 tidak lagi digunakan secara umum. Ia digantikan oleh Naskh, ialah gaya kursif yang hingga saat ini tetap menjadi salah satu aksara paling populer di dunia Arab.

Naskh juga merupakan gaya yang digunakan Jameel dalam manuskripnya, yang ia pelajari dengan mengamati karya orang lain yang telah dihasilkan. Sementara kaligrafer biasanya mengikuti master yang sudah mapan, ada pengecualian yang tak terhitung jumlahnya terhadap aturan tersebut karena banyak praktisi telah mempelajari bentuk seni melalui pengulangan dan konsistensi.

“Saya belajar kaligrafi sendiri. Saya belajar secara otodidak. Saya seorang penulis kaligrafi generasi pertama. Tidak ada seorang pun di keluarga saya yang terlibat dalam kaligrafi,” katanya kepada Arab News, Rabu (9/8/2022).

Dia fokus pada seni ini setelah gagal dalam ujian sekolah menengahnya. Setelah satu tahun belajar dengan susah payah, dia melihat tulisannya membaik dan memfokuskan semua usahanya untuk menyalin Alquran.

Kemudian pada 2021 muncul ide di benak Jameel bahwa dia dapat melakukan pekerjaan ini dengan baik, dan jika Allah memberikan bakat ini, ia harus melakukan pekerjaan (menyalin) Alquran dengan cara yang benar dan profesional. Kemudian dia berpikir harus menyiapkan Alquran dalam satu kertas.

Jenis kertas yang dia butuhkan tidak tersedia di Kashmir, jadi dia pergi ke New Delhi dan setelah menemukan gulungan yang tepat, ia mulai menyalin kitab suci. Seluruh proyek dibiayai bantuan kerabatnya.

Setelah menjadi tajuk utama di India, kini impian Jameel adalah menunjukkan karyanya ke luar negeri, khususnya di Timur Tengah, di mana seni kaligrafi adalah tempat seni kaligrafi Islam dikenal dan diakui. Apresiasi yang paling penting, bagaimanapun, dia telah menang dengan membuat keluarganya bangga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement