REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pasar mobil murah atau mobil Low Cost Green Car (LCGC) masih terus tumbuh di Indonesia, meskipun pemain di segmen ini sudah berkurang tapi tetap penjualan mobil LCGC masih cukup mendominasi penjualan mobil di Indonesia. Pada semester pertama 2022 ini, penjualan LCGC masih menyumbang 16,1 persen dari total penjualan mobil di Tanah Air.
Menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pada Juni 2022 penjualan LCGC (wholesales) ini didominasi oleh Toyota Calya dan Daihatsu Sigra. Diikuti oleh Honda Brio yang mengalahkan Agya dan juga Ayla.
Masih menariknya segmen LCGC ini di Indonesia tentu membuat industri pendukungnya juga berlomba-lomba untuk menghadirkan produk bagi mobil murah ini. Salah satunya adalah produk perawatan mesin seperti oli mesin yang memang membutuhkan spesifikasi khusus untuk mobil LCGC ini.
Regulasi untuk LCGC ini memang ada persyaratan di mana konsumsi BBM mobil harus memenuhi kriteria tertentu seperti mampu memenuhi konsumsi minimal 20 km/liter. Untuk itu tentunya pemilik mobil LCGC ini juga harus memperhatikan pelumas mesinnya, seperti tidak boleh menggunakan oli yang terlalu jauh dari spesifikasi pabrikan.
Untuk mobil LCGC seperti Calya, Sigra dan juga Honda Brio diharuskan menggunakan spesifikasi pelumas yang encer. Seperti SAE 0W-20 atau 0W-30, umumnya ada identitas "Eco" pada pelumas tersebut.
"Memang untuk mobil-mobil LCGC itu harus menggunakan pelumas khusus, karena mesin yang kecil dan ringkas sehingga membuat celah antar komponen di dalam mesinnya cenderung sempit atau rapat," ujar Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT.Pertamina Lubricants.
Menurut Brahma angka viskositas oli yang rendah berarti oli semakin encer, ini diperlukan untuk proses pelumasan sampai ke bagian yang mengalami friksi di celah sempit. Selain itu penggunaan identitas "eco" bukan sekedar trik marketing, tapi karena oli untuk mobil LCGC itu mengejar fungsi efisiensi bahan bakar.
"Oli untuk mobil LCGC itu memiliki kandungan zat aditif yang membuat molekul oli dapat mereduksi friksi dari komponen yang bergerak relative satu sama lain, agar tetap lancar meskipun dengan celah yang sempit," jelas Brahma.
PT Pertamina Lubricants (PTPL) memiliki varian produk yang memang dikhususkan bagi mobil-mobil LCGC ini yaitu pelumas Fastron Eco Green. Pelumas ini memiliki komposisi base oil dan aditif yang lebih unggul dalam menjaga kestabilan kekentalan sehingga lebih baik dalam melindungi mesin. Formulasi baru yang dikembangkan untuk Fastron Eco Green juga lebih unggul dalam mencegah terjadinya deposit sisa pembakaran di dalam mesin.
Fastron Eco Green diformulasikan dengan Nano Guard teknologi yakni teknologi pelumas untuk mesin bensin terbaru dan dirancang dengan cermat untuk memenuhi persyaratan performa teratas yang terbukti efektif melindungi mesin dan membersihkannya secara menyeluruh hingga celah tersempit.
Kami yakin dengan Fastron Eco Green, konsumen bisa merasakan berbagai keunggulan yang lebih. Lebih irit, lebih lancar, lebih awet, lebih bersih, bertenaga, responsive dan pastinya lebih melindungi," kata Brahma lebih lanjut.
Mengingat spesifikasi mesin mobil LCGC yang berkapasitas kecil, kemasan untuk oli mesin bagi mobil LCGC ini juga berbeda yaitu dengan ukuran 3,5 liter. Fastron Eco Green juga punya 2 varian untuk mobil LCGC yaitu 0W-20 API SN ILSAC GF 5 dan 5W-30 API SN ILSAC GF 5.
"Pelumas Fastron Eco Green ini cocok untuk mesin mobil LCGC seperti Toyota (Agya, Calya), Honda (Brio), Daihatsu (Ayla, Sigra), sampai ke Datsun (Go dan Go+), Suzuki (Karimun Wagon R)," tambah Brahma.
Fastron Eco Green memiliki kualitas lebih dengan harga yang terjangkau dan berbahan baku sintetik yang telah didesain untuk perlindungan maksimal terhadap keausan mesin, konsumsi BBM, dan akselerasi optimal untuk aktivitas dalam kota. Konsumen dan masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mendapatkan Fastron Eco Green di General Outlet, bengkel Own-channel seperti Olimart dan SPBU Pertamina.