Rabu 10 Aug 2022 23:26 WIB

Warga Taiwan Tenang Hadapi Kemurkaan China

Mereka ragu perang akan segera terjadi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Xinhua News Agency, seorang pembom H-6K militer China terlihat melakukan latihan, saat angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan patroli udara tempur di Laut China Selatan pada 23 November 2017 China menggelar latihan militer tembakan langsung di enam zona yang diumumkan sendiri di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.
Foto: AP/Wang Guosong/Xinhua
FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Xinhua News Agency, seorang pembom H-6K militer China terlihat melakukan latihan, saat angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan patroli udara tempur di Laut China Selatan pada 23 November 2017 China menggelar latihan militer tembakan langsung di enam zona yang diumumkan sendiri di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, PINGTUNG -- Banyak warga Taiwan bersikap tenang meski menghadapi tekanan militer China yang tak pernah terjadi sebelumnya. Mereka ragu perang akan segera terjadi dan bila pecah, mereka bangga dengan tekad pulau demokratis itu membela diri.

China merespon keras kunjungan ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Beijing menggelar latihan militer dengan mengirim pesawat dan kapal perang ke sekeliling Taiwan dan menggelar uji coba rudal.

Baca Juga

Namun Rosa Chang bangga melihat putranya ikut latihan militer Taiwan yang melibatkan lusinan howitzers yang  melepas tembakan ke laut pinggir pantai Pingtung, pulau di selatan Selat Taiwan. Menurut Chang perilaku China "kekanak-kanakan."

"Seperti sekelompok anak-anak mengancam Anda dan memberitahu apa yang harus Anda lakukan, Cian tidak perlu melakukan semua ini," kata Chang, Rabu (10/8).

Direktur Jenderal Militer bidang perang politik Lou Wei-Chieh mengatakan latihan tahunan dengan peluru tajam bertujuan untuk mengalahkan penjajah yang berniat menyerbu pantai Taiwan. Ia mengatakan latihan ini digelar rutin dan "tidak berhubungan dengan situasi saat ini."

Cian mengklaim Taiwan bagian dari wilayah dan tidak pernah mengabaikan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menegaskan kedaulatannya. Taiwan menolak klaim tersebut.

Pemimpin-pemimpin Taiwan mengatakan hanya warga Taiwan yang dapat memutuskan sendiri masa depan mereka dan bersumpah mempertahankan demokrasi dan kebebasan. Taiwan mengatakan China menggunakan kunjungan Pelosi sebagai alasan untuk melakukan intimidasi yang tidak pernah berhasil.

"Kami hanya rakyat biasa, tidak ada yang bisa kami lakukan, bila sesuatu terjadi, tidak ada yang bisa kami lakukan," kata seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Chen, saat melihat latihan militer Taiwan di Pingtung.

Banyak warga Taiwan mengatakan mereka terbiasa dengan aksi saling ancam selama puluhan tahun. Menurut mereka tidak ada alasan untuk khawatir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement