Kamis 11 Aug 2022 09:25 WIB

Cara Minum Obat Penghilang Sakit Agar Lebih Efektif: Posisi Tubuh Miring ke Kanan

Postur tubuh Anda dapat memengaruhi seberapa cepat perut menyerap obat yang diminum.

Red: Qommarria Rostanti
Cara minum obat penghilang rasa sakit agar lebih efektif.  (ilustrasi)
Foto: AP
Cara minum obat penghilang rasa sakit agar lebih efektif. (ilustrasi)

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Anda merasa kesakitan, wajar untuk melakukan segala yang Anda bisa untuk meredakannya dengan cepat. Namun terburu-buru untuk meminum obat penghilang rasa sakit atau painkiller mungkin bukan cara terbaik untuk mendapatkan bantuan, menurut para ahli. 

Baca Juga

Ilmuwan Amerika menyatakan, postur tubuh Anda dapat memengaruhi seberapa cepat perut menyerap obat yang diminum. Karena itu, Anda mungkin ingin menyesuaikan posisi tubuh ketika mengharapkan pereda nyeri bekerja sesuai yang dibutuhkan. Penelitian menunjukkan, saat minum obat penghilang rasa sakit akan lebih efektif apabila Anda berbaring miring ke kanan. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids.

Para ilmuwan menggunakan simulator biomimetik canggih (dijuluki StomachSim) untuk penelitian ini. Mereka mengatakan, pemodelan ini diyakini menjadi yang pertama dari jenisnya untuk menggabungkan biomekanik lambung dengan pergerakan pil dan pelarutan obat untuk mengukur bahan farmasi aktif yang melewati pilorus ke duodenum. Ini memungkinkan para peneliti untuk menghitung dan membandingkan tingkat pengosongan dan pelepasan bahan farmasi aktif terlarut ke dalam duodenum untuk berbagai situasi fisiologis. 

Rekan penulis studi Profesor Rajat Mittal dari Universitas Johns Hopkins mengatakan, pemberian oral sangat kompleks meskipun menjadi pilihan paling umum untuk pemberian obat. "Ketika pil mencapai lambung, gerakan dinding lambung dan aliran isi di dalamnya menentukan kecepatan larutnya. Sifat pil dan isi lambung juga memainkan peran utama," ujarnya seperti dikutip dari laman Mirror, Kamis (11/8/2022).

Meski begitu, prosedur eksperimental atau klinis saat ini masih dibutuhkan untuk menilai pelarutan obat oral. Hal itu yang membuatnya menjadi tantangan untuk memahami bagaimana pelarutan obat dipengaruhi pada gangguan perut yang berbeda, seperti gastroparesis, yang memperlambat pengosongan dari perut.

Dia mengatakan, isi lambung dan dinamika cairan lambung adalah salah satu faktor yang berperan dalam bioavailabilitas obat. Kontraksi lambung dapat menginduksi tekanan dan menghasilkan lintasan pil yang kompleks.

"Ini menghasilkan berbagai tingkat pelarutan pil dan pengosongan obat yang tidak seragam ke dalam duodenum dan kadang-kadang pembuangan lambung dalam kasus dosis pelepasan yang dimodifikasi," kata Prof Mittal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement