Kamis 11 Aug 2022 15:59 WIB

Megawati: Indonesia adalah Negara Maritim Bukan Kontinental

Indonesia adalah negara maritim, bukan kontinental.

Red: Agung Sasongko
Megawati saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Foto: istimewa
Megawati saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Presiden Kelima RI, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, harus mampu membangun pengaruhnya melalui laut. Semangat Jalasveva Jayamahe, harus terus ditumbuhkembangkan.

Megawati menyampaikan pandangan Presiden pertama RI Soekarno saat itu, dalam visi maritim dengan membangun secara khusus Kompartemen Maritim.

Baca Juga

"Kompartemen Maritim terdiri dari Departemen Perhubungan Laut, Departemen Perikanan dan Pengolahan Laut, serta Departemen Perindustrian Maritim. Selain itu, Bung Karno pada tahun 1962 juga telah menggagas berdirinya Institut Oseanografi di Ambon sebagai pusat oseanografi terbesar di Asia Tenggara," jelas Megawati saat pembicara kunci Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Megawati melanjutkan Bung Karno bermaksud membangun koridor strategis dengan menempatkan kawasan Indonesia Timur sebagai pusat kekuatan TNI AL, Kalimantan menjadi Pusat kekuatan TNI Angkatan Udara dan Jawa sebagai pusat kekuatan TNI Angkatan Darat.

"Hal itu dilakukan karena memudahkan dari sisi lapangan untuk latihan militer," urai Megawati.

Berbicara tentang TNI AL, Megawati mengatakan peran strategisnya.

"Kehadiran TNI AL sangatlah penting di dalam menjaga kedaulatan, keselamatan, dan keutuhan NKRI. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, apa yang menjadi semangat Jalasveva Jayamahe, justru di laut kita jaya, harus kita patrikan bersama," urai Megawati.

Oleh karena itu, ditegaskannya, Indonesia adalah negara maritim, bukan kontinental. Jadi, hal ini yang harus terus menerus disosialisasikan. 

"Saya sering dipanggil Pak Presiden untuk berdiskusi, mengatakan bahwa sosialisasi untuk menanamkan dan mewariskan pada generasi muda kita bahwa negara kita harus menjadi kebanggaan karena kita terdiri dari tanah dan air," papar Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut.

Dia menguraikan jiwa sebagai bangsa maritim inilah yang melahirkan kesadaran mengapa bumi pertiwi ini disebut Tanah Air. 

"Jiwa maritim inilah yang menorehkan kebesaran sejarah Nusantara. Sriwijaya, Singasari, Majapahit, Samudera Pasai, dan berbagai kebesaran kerajaan maritim di Sulawesi, Maluku, dan lain-lain telah menjadi bukti, betapa hebatnya sejarah peradaban maritim nusantara," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement