REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mendorong kesadaran bersama pada peserta didik, pendidik atau guru, dan pengambil kebijakan untuk menjadikan sekolah-sekolah di Jakarta sebagai motor penggerak pluralisme. "Kita prihatin di Jakarta masih cukup banyak kasus intoleransi. Dan lebih disayangkan lagi terjadi di sekolah-sekolah yang kita harapkan menjadi tempat pendidikan nilai-nilai pluralisme," kata Christina di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Hal itu dikatakannya terkait dengan temuan kasus dugaan intoleransi dan diskriminasi yang terjadi di beberapa sekolah di DKI Jakarta. Christina meminta pemerintah, baik Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk melakukan pendampingan rutin dan serius pada sekolah-sekolah di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa sekolah harus menjadi tempat peserta didik mendapatkan pembelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila, seperti pluralisme, semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta kerja sama atau gotong royong dalam perbedaan.
"Sekolah bukan menjadi tempat suburnya praktik-praktik intoleran. Rasanya dari kejadian yang terungkap belakangan ini, baik kejadian kecil maupun besar, yang menyangkut intoleransi menjadi alarm untuk kita segera berbuat sesuatu," ujarnya.
Menurut dia, DKI Jakarta adalah kota plural yang memperlihatkan model Indonesia seutuhnya karena terdiri atas berbagai suku, agama, dan budaya. Oleh karena itu,Christina sangat menyayangkan apabila citra tersebut tercoreng karena kejadian-kejadian intoleran di sekolah-sekolah.
"Kami dorong agar pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah memberi perhatian khusus pada sekolah-sekolah di Jakarta agar tidak ada lagi kejadian serupa. Jakarta harus menjadi contoh untuk daerah lain di Indonesia bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun dihargai dan punya tempatnya di Jakarta," katanya.
Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta itu mengaku selama ini dia memberikan perhatian serius pada sosialisasi Pancasila ke sekolah-sekolah melalui agenda sosialisasi empat pilar MPR RI. Ia menegaskan bahwa sekolah harus jadi basis utama gerakan pluralisme karena anak-anak sekolah adalah generasi penerus bangsa.
Semua pihak, Christina mengatakan, harus memiliki perhatian yang sama untuk menjaga Jakarta sebagai rumah yang aman untuk semua. Tanpa membeda-bedakan suku, agama, maupun budayanya.