REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengaku masih menyiapkan pola pembangunan desa di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menuturkan, pola pembangunan ini diharapkan tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal.
"Ada sekitar 11 desa yang ada di wilayah ring satu Ibukota Negara Nusantara, itu harus kita siapkan betul supaya tetap wujudnya desa, tidak berubah kelurahan," ujar Abdul Halim di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Ia berharap 11 desa yang menjadi penyangga IKN Nusantara menjadi etalase desa di Indonesia. "Kita ingin di 11 desa di IKN itu menjadi etalase desa Indonesia, mulai dari kulturnya, paguyubannya, karakteristiknya, cara kerjanya hingga demokrasinya," tutur Mendes Abdul Halim yang akrab disapa Gus Halim ini.
Demi mewujudkan hal itu, Kemendes PDTT akan melibatkan berbagai pihak. Termasuk perguruan tinggi untuk merancang desa-desa di IKN Nusantara. "Dari 11 desa itu bisa kita bikin etalase-etalase berbagai model, misalnya model nagari, gampong, dan seterusnya sehingga dengan 11 desa di IKN siapapun bisa memiliki gambaran yang cukup tentang desa-desa di Indonesia. Ini yang juga sedang menjadi fokus kita," ujarnya.
Disampaikan, 11 desa tersebut berada di dua kabupaten, yakni tiga desa di Kabupaten Kutai Kartanegara dan delapan desa di Penajam Paser Utara.Tiga desa di Kutai Kartanegara yakni, Desa Sungai Payang, Karya Jaya, dan Tani Bhakti. Kemudian, delapan desa di Kutai Kartanegara yakni Desa Argo Mulyo, Bukit Raya, Bumi Harapan, Karang Jinawi, Semoi Dua, Suka Raja, Suko Mulyo, dan Tengin Baru.
Kendati demikian, Mendes PDTT mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan 11 desa itu akan berubah wilayahnya seperti kota seiring perkembangan infrastruktur dan juga perkembangan ekonomi. "Tetapi kewargaan, sistem pemerintahan tetap ada Kades jangan jadi kelurahan. Karena kalau kelurahan nggak ada lagi pilkades. Tentu demokrasinya berbeda," tuturnya.
Ia mengharapkan, desa yang menjadi penyangga IKN Nusantara itu tetap mempertahankan sosial dan budayanya.