REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Harlah 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU) Erick Thohir mengungkapkan bahwa NU harus bisa menjadi fondasi kebangkitan pendidikan dan perekonomian umat. Hal ini disampaikan saat berbicara dalam peluncuran Seri Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta Kamis (11/8/2022).
Erick menyampaikan terima kasih atas amanah luar biasa yang diberikan kepada dirinya sebagai ketua harlah 100 tahun NU. Selama satu abad, Erick menilai masyarakat sudah merasakan bahwa NU adalah fondasi yang mengikat bangsa di bawah Pancasila dan NKRI.
"Alhamdulillah, tetapi pertanyaannya, satu abad ke depan NU untuk Indonesia seperti apa?" tanya Erick.
Untuk itulah, Erick berpendapat bahwa satu abad ke depan, NU harus menjadi pondasi dari pada kebangkitan pendidikan dan perekonomian umat.
Erick juga mengingatkan perubahan zaman yang terjadi hari ini salah satunya digitalisasi karena mengakibatkan perubahan landscape lapangan kerja dan pembukaan jenis usaha. Sebab, akan banyak lapangan pekerjaan yang hilang dan banyak lapangan kerja baru yang tumbuh.
"Ini yang harus diantisipasi oleh kita semua. Karena itu program NU Tech ini melibatkan pesantren dan para santri agar melek digital," lanjutnya.
Erick juga menjelaskan sembilan program Harlah Satu Abad NU. Kesembilan program dalam harlah NU meliputi NU Tech, Pembentukan NU Women, Festival Tradisi Islam Nusantara, Anugerah Tokoh NU, Pekan Olahraga NU, Religion of Twenty/(R-20), Launching Gerakan Kemandirian NU, Muktamar Fiqih Peradaban, dan Resepsi Satu Abad NU.
Dalam kesempatan ini Erick juga mengingatkan pentingnya ahklak terutama bagi pemimpin.
"Kita tidak mau nanti menjadi negara maju tetapi yang tidak punya fondasi kebudayaan, apa lagi hilangnya akhlak. Budaya Islam, budaya Indonesia seperti gotong royong harus terus dijaga. Kita tidak mau menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak punya ahlak sehingga akhirnya yang tercipta hanya kerakusan," kata Erick menambahkan.