REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RISET SMB Pulse Index menemukan UMKM yang menggunakan ragam solusi digital bertumbuh 1,5 kali lebih dibandingkan yang menggunakan satu teknologi. Pelaku UMKM yang memberikan akses teknologi ke lebih dari lima karyawan mencatat pertumbuhan 1,31 kali sampai 1,39 kali lebih dibandingkan yang memberikan akses teknologi ke kurang dari lima karyawan.
Integrasi solusi digital, pelatihan teknologi, dan adopsi teknologi finansial menjadi langkah transformasi digital berikutnya bagi UMKM. Teknologi digital akan terus menjadi kunci pertumbuhan UMKM di tengah pemulihan Indonesia yang kini dibayangi oleh gejolak-gejolak ekonomi yang baru.
Riset SMB Pulse Index oleh Mekari, perusahaan Software-as-a-Service (SaaS) di Indonesia, menemukan tiga tren terkait peran teknologi dalam memperkuat resiliensi UMKM untuk menjaga pertumbuhan bisnis di tengah tantangan pandemi.
COO Mekari, Anthony Kosasih mengatakan sebagai perusahaan SaaS, berkomitmen untuk memperkuat pertumbuhan bisnis segala ukuran, termasuk UMKM.
“Sebab itu, kami melakukan riset SMB Pulse Index untuk memperlihatkan bahkan transformasi digital menguatkan resiliensi UMKM dalam menghadapi gejolak pasar,” ujarnya saat webinar Mekari Conference 2022 - Indonesia’s Annual Digital Transformation & Business Innovation Conference, Kamis (11/8/2022).
"Riset ini pun mengerucutkan tiga tren terkait adopsi solusi digital yang bisa dijadikan pedoman bagi industri ketika menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan pasar," ucapnya.
Tren pertama, UMKM yang sigap beradaptasi dengan solusi digital akan lebih lincah menangkap peluang pasar dan lebih cepat kembali ke titik pertumbuhan positif. Kedua, UMKM dengan tingkat digitalisasi yang tinggi akan mengalami pertumbuhan bisnis yang lebih tajam.
"Terakhir, UMKM kini menggunakan solusi Software-as-a-Service (SaaS) sebagai platform untuk mengintegrasikan solusi-solusi lainnya dan membentuk ekosistem digital yang akan memuluskan operasional bisnis,” lanjutnya.
Pada tren pertama, riset SMB Pulse Index mencatat 73 persen dari UMKM pengguna solusi digital yang disurvei merekam pertumbuhan positif selama 2021, tahun dimana pandemi memuncak. Khusus UMKM segmen Business-to-Consumer (B2C), pergeseran konsumen ke belanja omnichannel, atau online shopping, telah membantu UMKM yang terdigitalisasi dapat kembali ke titik pertumbuhan positif.
Perihal tren kedua, riset SMB Pulse Index memperlihatkan UMKM yang menggunakan berbagai solusi digital yang saling terhubung untuk membentuk suatu ekosistem digital mencatat bertumbuh 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM yang sebatas menggunakan satu solusi saja.
UMKM yang menggunakan bermacam-macam solusi digital, atau multi-tech adopter, di segmen B2B merekam pertumbuhan positif 1,54 kali lebih dibandingkan dengan mereka yang menggunakan satu macam solusi digital, atau single-tech adopter, di segmen serupa.
UMKM multi-tech adopter segmen
B2C juga merekam pertumbuhan positif 1,51 kali lebih dibandingkan dengan single-tech adopter segmen yang sama. Adapun penggunaan solusi digital yang tinggi tidak terlepas dari talenta digital. Bisnis mikro, kecil, dan menengah yang menyediakan akses ke solusi digital bagi lebih dari lima karyawannya mencatat pertumbuhan positif antara 1,31 kali hingga 1,39 kali lebih dibandingkan dengan bisnis di segmen serupa yang memberikan akses ke solusi digital bagi sama dengan atau kurang dari lima karyawannya.
Menurutnya, solusi digital terutama yang mempermudah otomatisasi, mengendalikan operasional bisnis di internal, dan memonitor pergerakan bisnis memfasilitasi para karyawan untuk bekerja lebih produktif, yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan.
Pada tren ketiga, UMKM kini memanfaatkan solusi digital berbasis awan yang agile dan scalable sebagai platform dimana solusi-solusi lainnya dapat berjalan. Sebagai contoh, solusi SaaS untuk akuntansi sering dihubungkan dengan solusi digital untuk omnichannel commerce, pengelolaan pajak, teknologi financial seperti pembayaran, dan e-commerce agar menciptakan suatu ekosistem digital yang terpadu agar memperlancar operasional bisnis dari ujung ke ujung.
Ke depan UMKM perlu memberi pelatihan teknologi bagi karyawan dan mitra usaha, semakin mengintegrasikan teknologi dengan bantuan SaaS, dan mengadopsi teknologi finansial, atau fintech, untuk memperkuat bisnis.
“Resiliensi bisnis kian kritis mengingat bahwa ekonomi dan pasar akan terus berubah. UMKM yang resilien tidak saja baik bagi kelanjutan bisnis itu sendiri, namun juga laju penguatan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada industri tersebut,” pungkas Anthony.