Jumat 12 Aug 2022 08:14 WIB

Jumlah Pengangguran di AS Melonjak Jadi 262.000 Orang

Per Akhir Juli, jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran meningkat pesat.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jumlah orang Amerika yang mendaftar tunjangan pengangguran naik pekan lalu ke level tertinggi sejak November. Meskipun pasar kerja Amerika Serikat terus menunjukkan tanda-tanda kekuatan.

Seperti dilansir dari laman AP, Jumat (12/8/2022) aplikasi bantuan pengangguran naik 14.000 menjadi 262.000 dan sekarang telah meningkat lima dari enam minggu terakhir. Departemen Tenaga Kerja mencatat rata-rata empat minggu khusus klaim, yang memperhalus kenaikan dan penurunan mingguan atau naik 4.500 menjadi 252.000, juga tertinggi sejak November.

Baca Juga

Per 30 Juli, jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran tradisional meningkat delapan ribu menjadi 1,43 juta, tertinggi sejak awal April. Aplikasi pengangguran adalah proxy khusus PHK dan sering dilihat sebagai indikator awal ke mana arah pasar kerja.

Sejauh tahun ini, perekrutan di Amerika Serikat sangat kuat dan tangguh dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan pekan lalu bahwa pengusaha AS menambahkan 528 ribu pekerjaan bulan lalu, lebih dari dua kali lipat dari yang diperkirakan para peramal. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen pada Juli, mengikat level terendah 50 tahun yang dicapai tepat sebelum pandemi virus corona menghantam ekonomi AS pada awal 2020.

Amerika Serikat pulih dengan kekuatan tak terduga dari resesi Covid-19, membuat bisnis berebut untuk menemukan cukup pekerja. Namun, ekonomi AS menghadapi tantangan. 

Harga konsumen telah melonjak atau naik 8,5 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, turun sedikit dari tertinggi 40 tahun pada Juni 9,1 persen. Untuk memerangi inflasi, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan jangka pendek empat kali tahun ini.

Biaya pinjaman yang lebih tinggi telah memakan korban. Ekonomi berkontraksi pada paruh pertama tahun ini, satu aturan praktis permulaan resesi. Namun, kekuatan pasar kerja tidak konsisten dengan penurunan ekonomi.

“Permintaan tenaga kerja tetap cukup kuat. Peningkatan sederhana dalam klaim menunjukkan bahwa omset mungkin meningkat di perusahaan yang lebih lemah yang berjuang dengan pertumbuhan yang melambat,” tulis ekonom Thomas Simons dan Aneta Markowska dari Jefferies.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement