Jumat 12 Aug 2022 08:20 WIB

Wapres Minta Dosen Pendidikan Agama Islam Jadi Garda Terdepan Cegah Radikalisme

Ma'ruf mengingatkan moderasi beragama adalah cara pandang yang harus dipegang teguh.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta secara khusus kepada dosen Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum menjadi garda terdepan dalam mencegah paham radikal. Ma'ruf pun meminta agar para dosen pendidikan agama Islam terus menumbuhkan moderasi beragama di kalangan mahasiswa.

"Dosen Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum dapat menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan moderasi beragama yang dapat mencegah paham radikal, serta berperan memberi landasan ideologi, bekal ilmu pengetahuan yang lurus bagi mahasiswa," ujar Ma'ruf saat sambutan Kongres Nasional Pendidikan Agama Islam dikutip dari Youtube Wakil Presiden, Jumat (12/8/2022).

Baca Juga

Ma'ruf mengingatkan moderasi adalah cara pandang yang harus dipegang teguh dalam kehidupan beragama. Sebab, moderasi mengarahkan pada sikap saling menghormati perbedaan, selain menginternalisasikan ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan, membangun kemaslahatan masyarakat, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Namun, kata Ma'ruf, beberapa waktu terakhir justru muncul paham-paham radikal atau ekstrem baik yang berorientasi pada agama maupun ideologi-ideologi lain, seperti liberalisme dan sekularisme. "Karena itu kita perlu memperkuat pemahaman dan sikap keagamaan yang moderat, melalui  berbagai gerakan khususnya di bidang pendidikan agama," kata dia.

Dia juga menilai perlunya pengarusutamaan, pembelajaran, dan pemahaman terhadap moderasi beragama melalui jalur pendidikan. Untuk itu, keberadaaan dosen pendidikan agama Islam di perguruan tinggi ini penting sebagai pelopor khazanah ilmu dan peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Dalam kaitan itu, Ma'ruf menekankan lima aspek penting. Pertama, perlunya peningkatan kompetensi dan pengetahuan seluruh Dosen Pendidikan Islam sehingga pengajaran dan pendidikan agama Islam tidak tertinggal, makin berkualitas, dan relevan dengan perkembangan zaman.

Kedua, pemanfaatan jaringan komunikasi dengan generasi muda melalui peningkatan kompetensi. “Tingkatkan kompetensi di bidang teknologi informasi agar mampu memenuhi harapan kapabilitas komunikasi multimedia dengan generasi muda," kata dia.

Selain itu, Wapres juga meminta agar para dosen pendidikan agama Islam untuk membangun karakter kemandirian belajar bagi mahasiswa. Ketiga, perlunya penerapan budaya kemandirian belajar dalam pendidikan dan pengajaran agama Islam agar keunggulan ilmu dan peradaban Islam makin dikenal, berkembang, dan maju.

Ma'ruf mengharapkan agar mahasiswa di perguruan tinggi juga dibekali dengan aktivitas tambahan yang bertujuan untuk menanamkan nilai moderasi beragama bagi pelajar. Keempat, para rektor di perguruan tinggi umum hendaknya melakukan tindakan-tindakan pro aktif untuk memperkuat moderasi beragama di kampus.

"Misalnya dengan mengarahkan pengelolaan masjid kampus yang berorientasi pada moderasi beragama," kata dia.

Terakhir, Wapres berpesan untuk mengedepankan asas kolaborasi antar-perguruan tinggi dengan berbagai institusi dalam menyebarluaskan nilai-nilai moderasi beragama. "Kelima, perkuat kerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi untuk kampanye moderasi beragama, serta kemajuan pendidikan nasional dan peradaban bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement