Jumat 12 Aug 2022 10:37 WIB

China Percepat Impor Jagung Brasil, Ketegangan dengan AS Meningkat

Brasil merupakan eksportir jagung terbesar dunia setelah AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Jagung (ilustrasi).
Foto: Humas Kementan.
Jagung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengambil langkah-langkah untuk mempercepat impor jagung dari Brasil hingga mendatangkan pemasok gandum baru pada saat perang di Ukraina. Langkah itu dinilai mengganggu perdagangan dan meningkatkan ketegangan dengan AS.

Beijing untuk sementara akan mengesampingkan klausul kunci yang membuka jalan bagi Brasil, eksportir jagung terbesar setelah AS, untuk mengirimkan jagung ke China dalam beberapa bulan mendatang, menurut sejumlah narasumber yang mengetahui masalah tersebut seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (12/8/2022).

Baca Juga

Kerja sama itu mengikuti kesepakatan pada bulan Mei yang menjamin akses Brasil ke pasar biji-bijian terbaik dunia dalam jangka panjang.

Kesepakatan itu, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan karena masalah fitosanitasi, mengharuskan pemerintah Brasil untuk memberikan panduan kepada petani tentang aplikasi kimia dan pengelolaan tanaman sebelum penyemaian untuk memastikan petani mengambil tindakan untuk menghindari penyakit.

China akan mengesampingkan kondisi ini untuk musim saat ini, kata sejumlah narasumber, beberapa di antaranya meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum. Jika aturan itu masih berlaku, itu akan menghambat pengiriman karena diberlakukan setelah penanaman dimulai.

Produsen dan eksportir jagung diberitahu tentang keputusan China oleh kementerian pertanian Brasil dalam pertemuan pada 5 Agustus, menurut Sergio Mendes, Kepala Associação Nacional dos Exportadores de Cereais dan Glauber Silveira, Direktur Eksekutif di Associação Brasileira dos Produtores de Milho, sebuah kelompok tani.

Baik kementerian pertanian Brasil dan China tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg News.

China telah berusaha untuk mendiversifikasi impor jagungnya, dimana sekitar 70 persen awalnya berasal dari AS dan 30 persen dari Ukraina tahun lalu. Langkah untuk meningkatkan pembelian dari Brasil terjadi karena pasokan Ukraina telah terputus dari pasar dunia oleh invasi Rusia dan ketika ketegangan antara China dan AS meningkat, yang paling baru dipicu oleh kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini.

China sudah membeli sebagian besar kedelai Brasil, bahan pakan lain untuk kawanan babinya yang besar. Negara Asia memiliki sejarah beralih dari pasokan pertanian AS pada saat ketegangan meningkat, seperti pada 2018-2019 selama perang dagang, dan memiliki tujuan yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement