REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar menjabat di usia sekitar 50 tahun, dengan keperkasaan dan kegiatannya sebagai pemuda yang tidak dimiliki oleh Abu Bakar. Umar berwatak keras, bertubuh kekar dan kuat, aktif dalam segala hal, jati dirinya baru menonjol setelah terjadi peristiwa-peristiwa besar dan penting dengan segala kekuatannya yang sungguh agung.
Bahkan jati diri itu yang senantiasa menonjol. Sedapat mungkin ia ingin menangani sendiri segala persoalan kaum Muslimin, yang besar dan yang kecil, perorangan atau kelompok.
Kebebasan berpikir dan mengecam perselisihan
Muhammad Husain Haekal dalam Umar bin Khattab: Sebuah Telaah Mendalam tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya Masa Itu terbitan Litera Antarnusa mengatakan Umar sangat membenci pertentangan. la mengancam mereka yang suka membuat pertentangan kendati mereka sahabat-sahabat dan sangat terpandang di kalangan Muslimin.
Yang demikian ini tidak aneh. Hal itu sesuai dengan cara berpikirnya sewaktu ia hidup di masa jahiliyah dan di masa Islam.
Sebabnya bukan seperti diduga oleh sebagian orang karena ia berpandangan sempit. Sebaliknya, pada zamannya itu Umar orang yang paling banyak pengetahuannya dan pandangannya pun paling luas.
Ia sangat mengutamakan ketertiban umum dari segala seginya. Ia melihat stabilitas dalam ketertiban dan ketenteraman itu merupakan jaminan yang sangat menentukan demi kepentingan pribadi dan masyarakat.