Jumat 12 Aug 2022 16:39 WIB

Apakah Agama Nabi dan Rasul Sebelum Nabi Muhammad SAW? Ini Jawaban Alquran

Para nabi dan rasul sebelum Muhammad SAW mendakwahkan tauhid

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi teknis. Para nabi dan rasul sebelum Muhammad SAW mendakwahkan tauhid
Foto: Reuters
Ilustrasi teknis. Para nabi dan rasul sebelum Muhammad SAW mendakwahkan tauhid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran menerangkan agama para nabi dan rasul adalah agama tauhid yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 

Artinya, agama yang tidak menyembah Allah SWT, bukan agama yang disampaikan para nabi dan rasul. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al Muminun Ayat 52 dan tafsirnya.

Baca Juga

وَاِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ “Sesungguhnya (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Akulah Tuhanmu. Maka, bertakwalah kepada-Ku.” (QS Al Muminun ayat 52). 

Ayat ini mengandung arti, Allah melanjutkan firman-Nya kepada para rasul, seakan mengisyaratkan tafsir yang tegas yaitu "Dan sungguh, agama tauhid yaitu Islam, inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku dengan melaksanakan perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku." 

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah  SWT menerangkan agama para rasul itu adalah agama yang satu yaitu agama tauhid yang menyembah Allah Yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada seorang rasul pun yang menyimpang dari prinsip ini. 

Kalau dalam suatu agama terdapat sedikit saja penyimpangan dari prinsip ini maka agama itu bukanlah agama yang dibawa seorang rasul, berarti agama itu telah diubah-ubah oleh pengikutnya dan tidak orisinal lagi. 

Mustahil Allah Yang Mahaesa memilih dan mengangkat seorang rasul dengan membawa agama yang bertentangan dengan kebenaran dan kemurnian keesaan-Nya. 

Meskipun syariat dan peraturan-peraturan yang dibawa para nabi dan rasul berbeda-beda sesuai dengan masa dan tempat di mana mereka diutus, tetapi mengenai dasar tauhid tidak ada sedikit pun perbedaan antara mereka. 

Oleh sebab itu Allah SWT menegaskan lagi dalam ayat ini bahwa Dia adalah Tuhan Semesta Alam, hendaknya semua manusia menyembah dan bertakwa hanya kepada-Nya dan sekali-kali jangan menyekutukan-Nya dengan siapapun dan sesuatu apapun. Rasulullah SAW bersabda: 

 الأَنْبِيَاءُ إخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ دِيْنُهُمْ وَاحِدٌ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى

"Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yaitu agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda." (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan Dawud)  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement